Mentan: Berantas Mafia Pangan Tidak Mudah dan Bukan Pekerjaan Kecil

:


Oleh Baheramsyah, Jumat, 25 Januari 2019 | 10:04 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 214


Bogor,InfoPublik - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, menegaskan mafia pangan yang diselesaikan di era pemerintahan Jokowi-JK yakni ada 782 diproses hukum dan yang masuk penjara atau tersangka sebanyak 409. Memberantas mafia ini tidak mudah atau bukan pekerjaan kecil.

“Perusahaan yang kami blacklist sudah 15, sebentar lagi ada 21 perusahaan besar kami tutup. Tidak boleh lagi berbisnis di Kementan. Aku yakin generasi muda setuju dengan itu. Praktek mafia pangan itu berupa kasus beras, ternak, hortikultura dan pupuk palsu,” kata Amran dalam keynote speech saat menghadiri seminar ketahanan pangan untuk kedaulatan bangsa di Kampus IPB Bogor, Kamis (24/1/2019).

Untuk meningkatkan produksi pangan, lanjut Amran, Kementan tengah berupaya membangunkan raksasa tidur yang tersebar di seluruh Indonesia. Yakni menghidupkan 10 juta hektare lahan rawa menjadi lahan pertanian produktif.

"Mimpi besar kita adalah jangan membiarkan hujan jatuh ke laut sebelum jadi karbohidrat dan protein. itulah yang disebut pertanian. Kemudian ada 10 juta hektar raksasa yang akan kita bangunkan, kita akan membuat manajemen air. insya allah indoneaia jadi lumbung pangan dunia," pungkasnya.

Sementara Wakil Rektor IPB Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi, Dodik Ridho Nurrochmat mengapresiasi peningkatan produktifitas yang dilakukan Kementan selama beberapa tahun ini. Faktanya, capaian Kementan jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Negara Thailand.

"Secara umum produktifitas kita memang meningkat, kami turut kontribusi melalui panen padi IPB 3S di sejumlah daerah," kata Dodik.

Karenanya, Dodik menegaskan selama ini banyak pihak salah paham dalam menilai naiknya produksi pangan. Seolah-olah sektor pertanian Indonesia segalanya adalah impor dari Thailand. Nyatanya, penilaian itu sama sekali tidak benar, apalagi jika tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Ini tidak benar. Saya kira statement pak menteri tepat sekali bahwa sebetulanya pertanian di kita ini semakin lebih baik. Tetapi persoalan adalah, kita ini sering lupa bahwa jumlah penduduk Thailand berapa sih, jika dibandingkan dengan penduduk kita," katanya.