Pemerintah Terus Bangkitkan Ekonomi Nasional

:


Oleh Wawan Budiyanto, Kamis, 20 Desember 2018 | 23:32 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 469


 

Jakarta, InfoPublik - Pemerintah telah memiliki strategi dan arah yang jelas dalam membangkitkan perekonomian nasional melalui implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 yang bertekad masuk 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia tahun 2030.

“Roadmap tersebut, pemerintah ingin mengembalikan industri manufaktur jadi sektor andalan atau mainstream dalam pembangunan ekonomi. Selama ini industri manufaktur konsisten memberikan kontribusi terbesar bagi produk domestik bruto (PDB),” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangannya yang diterima Kamis (20/12).

Data Kementerian Perindustrian mencatat, jelang akhir tahun 2018, industri pengolahan masih sebagai penyumbang tertinggi terhadap PDB nasional yang mencapai 19,89 persen. Perolehan ini ditopang oleh sejumlah industri yang memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi pada periode 2015-2018.

Sektor tersebut, meliputi industri makanan dan minuman yang tumbuh hingga 8,71 persen, kemudian disusul industri barang logam, komputer, barang elektronika, mesin dan perlengkapan 4,02 persen, industri alat angkutan 3,67 persen, industri kimia 3,40 persen, serta industri tekstil dan pakaian 1,64 persen.

“Sektor itu terus memiliki kinerja yang positif. Apalagi saat ini mendapat prioritas pengembangan karena akan menjadi sektor pionir yang menerapkan industri 4.0 sesuai Making Indonesia 4.0,” ujarnya.

Airlangga yakin Indonesia tidak akan punah pada 2030. Apalagi, adanya bonus demografi atau dominasi jumlah penduduk berusia produktif yang akan dinikmati Indonesia sampai 15 tahun ke depan, diyakini juga membawa pertumbuhan ekonomi nasional hingga 1-2 persen. Hal ini berdasarkan pengalaman sebelumnya oleh Jepang, China, Singapura, dan Thailand.

“Percaya bahwa pondasi yang kita siapkan saat ini bisa menjadi dasar untuk percepatan pertumbuhan ekonomi kita di masa depan. Jadi tidak akan punah, justru jauh lebih maju,” tegasnya.

Ia menyebutkan, implementasi Making Indonesia 4.0 juga mengantarkan pada masa keemasan di tahun 2045 atau momentum 100 tahun kemerdekaan Indonesia.

“Income per kapita kita sekitar USD3.877 dan ditargetkan pada tahun 2045 sebesar USD23.199,” ungkapnya.

Guna menembus sasaran tersebut, diperlukan komponen pertumbuhan industri manufaktur sebesar 6,3 persen dengan kontribusi ke PDB mencapai 26 persen. Jika target itu tercapai, petumbuhan ekonomi nasional mampu berada di angka 5,7 persen.

“Kita sudah punya sasaran jangka pendek, menengah melalui Making Indonesa 4.0 (tahun 2030), dan panjang (2045). Bersama Bappenas, kami menetapkan target pertumbuhan ekonomi mencapai 5,4-6 persen pada periode 2020-2024,” imbuhnya.

Menperin mengemukakan, era industri 4,0 atau ekonomi digital pun berpotensi membuka peluang terhadap peningkatan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesarUSD150 miliar dollar pada tahun 2025.