Menteri PPN: Indonesia Terbilang Sukses Terapkan SDG’s

:


Oleh lsma, Sabtu, 8 Desember 2018 | 17:38 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 551


Jakarta, InfoPublik - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro menyatakan meskipun belum berhasil mencapai semua sasaran indikator, Indonesia terbilang sukses menerapkan MDGs dengan capaian 47 poin dari total 67 indikator.

“Capaian tersebut adalah tingkat kemiskinan berhasil turun dari 15,97 persen pada 2005 menjadi 9,82 persen tahun ini. Tingkat ketimpangan juga turun dari 0,408 pada 2015 menjadi 0,389 pada 2018. Pertumbuhan ekonomi, meski relatif stagnan pada kisaran 5 persen, tetapi terus mengalami tren peningkatan sejak 2015,” kata Bambang dalam Seminar Indonesia Forum 2018: Sustainable Development Goals (SDGs) di Era Revolusi Industri 4.0, di Gedung Bappenas, Jakarta, Jumat (7/12).

Topik utama seminar yang dimaksud adalah bagaimana pencapaian SDGs di tengah era industri 4.0 untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet bumi dan memastikan semua orang dapat menikmati perdamaian dan kesejahteraan. Melanjutkan kesuksesan Millennium Development Goals (MDGs), terdapat 17 Tujuan SDGs yang melingkupi area baru, seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, inovasi, dan pertumbuhan ekonomi. 17 Tujuan tersebut menjadi kerangka bersama pemangku kepentingan di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia untuk mencapai kesejahteraan bersama yang berkelanjutan.

Ke depan, lanjut Menteri PPN, Indonesia juga diperkirakan masuk menjadi negara upper middle income pada dua atau tiga tahun mendatang. Meskipun mencapai beberapa hasil positif di dalam pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun kita tidak boleh berdiam diri.

“Untuk itu, saya mendorong sektor industri sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga perekonomian nasional dapat tetap tumbuh stabil dan berkesinambungan,” jelasnya.

Ia memaparkan, keberadaan Revolusi Industri 4.0 memberikan tantangan sekaligus peluang bagi perkembangan perekonomian ke depan. Di satu sisi, digitalisasi, otomatisasi, dan penggunaan kecerdasan buatan dalam aktivitas ekonomi akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam produksi modern, serta memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen.

Namun di sisi lain, perkembangan Revolusi Industri 4.0 berpotensi menyebabkan hilangnya pekerjaan di dunia. Studi Mckinsey memperkirakan 60 persen jabatan pekerjaan di dunia akan tergantikan oleh otomatisasi. Di Indonesia diperkirakan 51,8 persen potensi pekerjaan yang akan hilang.

“Meskipun era Revolusi Industri 4.0 akan memberikan banyak tantangan, namun saya berpandangan sisi positifnya akan jauh lebih besar, dan bukan tidak mungkin Revolusi Industri 4.0 dapat membantu Indonesia mencapai tujuan dalam SDGs,” kata Menteri Bambang.