Kemenhub Serahkan 5 Huntara Untuk Korban Gempa di Lombok Utara

:


Oleh Dian Thenniarti, Sabtu, 13 Oktober 2018 | 16:44 WIB - Redaktur: Juli - 337


Jakarta, InfoPublik – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membangun 50 hunian sementara (Huntara) bagi warga yang terkena musibah gempa bumi di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Kemenhub bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM) membangun 50 unit tempat tinggal bagi para korban dengan sistem Huntara menuju tetap di Lombok, dan baru saja Menhub menyerahkan lima unit yang sudah jadi kepada warga Kecamatan Pemenang," ujar Dirjen Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (13/10).

Lebih lanjut Agus menjelaskan, dari total 50 unit rumah yang dibangun, 25 unit di antaranya merupakan bantuan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan 25 unit lainnya bantuan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, serta partisipasi dari stakeholder perhubungan laut seperti Indonesian National Shipowner Association (INSA), Asosiasi Pengusaha Terminal Petikemas Indonesia (APTPI), Women In Maritime (WIMA) Indonesia, serta insan Perhubungan Laut dan juga para stakeholder perkeretaapian.

"Pembangunan rumah ini bisa terwujud atas dukungan jajaran Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah, serta kepedulian dari stakeholder dan mitra kerja perhubungan, sebagai bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) bagi masyarakat," ungkap Dirjen Agus.

Rumah yang didesain oleh FT UGM ini, dibangun dengan luas 18 meter persegi (3 x 6 m) dan sifatnya temporer, yang kemudian nantinya bisa dijadikan rumah permanen yang lebih luas lagi.

"Konsepnya memang dimulai sebagai hunian sementara yang dapat dibangun cepat, relatif murah dan mudah, selanjutnya tumbuh menjadi hunian tetap secara bertahap sesuai dengan kemampuan penghuni," jelasnya.

Dirjen Agus berharap sisa pembangunan dapat berjalan lancar sesuai yang direncanakan serta dapat meringankan beban masyarakat Lombok yang terdampak gempa.

Rumah yang dibangun dengan sistem huntrap ini menggunakan rangka baja yang lebih tahan gempa. Untuk satu unit rumah dibutuhkan Rp16,5 juta sebagai biaya rangka struktur, rangka atap, penutup atap berbahan baja/spandek, dan rangka dinding. Sedangkan untuk pengisi dinding memanfaatkan material bangunan lama yang kondisinya masih baik.