:
Jakarta, InfoPublik - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan total aset kelolaan Industri Keuangan Non-Bank sekitar Rp2.279 triliun. Aset dana pensiun sendiri hanya Rp266 triliun atau 1,85 persen dari PDB.
"Itu dana yang sangat kecil karena di berbagai negara maju, dana kelolaan pensiun sekitar 70-100 persen dari PDB," kata Sri Mulyani dalam Seminar Nasional Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) di Jakarta, Rabu (26/9).
Menurut Sri Mulyani, kecilnya aset dana pensiun tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. "Ini adalah tantangan. Apa yang terjadi ketika Indonesia hanya memiliki dana pensiun yang sangat kecil. Indonesia akan menjadi seperti danau yang sangat dangkal. Ketika ada orang melempar batu, maka percikannya akan besar sekali," tegas Menkeu.
Meski demikian, lanjutnya, nilai manfaat dana pensiun tetap terus terjaga. Bisnis pensiun adalah bisnis yang menjaga amanah. Dilatari oleh dinamika ekonomi global berubah secara cepat, penting bagi para pengelola dana pensiun untuk memiliki integritas, kompetensi dan profesionalisme.
"Dalam situasi yang banyak perubahan memang dibutuhkan para pengelola pensiun yang makin handal. Integritas adalah non-negotiable. Profesionalisme dan kompetensi sangat-sangat penting. Memahami arah ke depan dari perekonomian menjadi penting karena memutuskan bagaimana Anda meletakkan (dana kelolaan) di instrumen apa," katanya.
Ia memaparkan, demografi Indonesia saat ini menunjukkan bahwa penduduk dengan usia 30-an lebih banyak daripada usia di atas 50 tahun. Hal ini merupakan potensi yang perlu dioptimalkan oleh pengelola dana pensiun dalam meningkatkan dana kelolaan.
"Saat ini, momen yang tepat untuk melakukan berbagai sosialisasi dan edukasi kepada generasi milenial untuk merencanakan kehidupan. Pikirkan bagaimana connect dengan generasi milenial. Saya harap ADPI menggunakan teknologi sebagai kesempatan untuk menyebarkan perencanaan hidup kelompok muda ini secara lebih baik," pungkasnya.