Mentan Optimis Tahun ini Serap Beras Tiga Juta Ton Tercapai

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 6 Juni 2018 | 05:53 WIB - Redaktur: Juli - 383


Jakarta, InfoPublik - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menargetkan serap beras di 2018 ini bisa mencapai tiga juta ton. Amran mengaku optimis target tersebut bisa tercapai dalam beberapa hari ke depan.

"Serapan per hari rata-rata di atas 10 ribu, 14 ribu. Tadi malam 18 ribu ton. Luar biasa," kata Amran usai Rapat Koordinasi Gabungan Serap Gabah Petani (Sergap), optimalisasi alat mesin pertanian (Alsintan) dan Luas Tambah Taman tahun 2018 di Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (5/6).

Amran menambahkan jika Indonesia hanya butuh 400 ribu ton beras, dengan asumsi serap beras meningkat dari 18 ribu ke 20 ribu, maka pihaknya hanya butuh 20 hari untuk mencapai target tersebut. "Artinya produksi ada," ungkapnya.

Amran kembali menegaskan bahwa produksi beras yang dihasilkan petani dalam kategori bisa melebihi standar kebutuhan nasional. "Yang jelas ini lebih dari cukup," katanya.

Mentan, juga memastikan tingkat produksi, tahun ini, akan tercapai, sekaligus peningkatan kesejahteraan petani. Antara lain dengan meningkatkan produksi, dan produktivitas petani melalui bantuan benih unggul, meningkatkan kesejahteraan petani melalui bantuan alat mesin pertanian.

"Mekanisasi dapat menekan cost produksi hingga 50 persen dan memotong waktu kerja lebih dari separuh waktu kerja dan jumlah tenaga kerja, dan terakhir pastinya, jaminan harga produksi petani," ujarnya.

Mentan Amran menambahkan, untuk antisipasi, musim kemarau 2018, dan memenuhi target luas tambah tanam (LTT) yang harus meningkat minimal 5 persen/tahun, mengikuti pertumbuhan penduduk yang 1,5 persen/tahun.

"Akan disiagakan seluruh alat mesin pertanian yang sudah di distribusikan hingga saat ini, 350.000 unit, optimalisasi alat mesin pertanian ini. Dilakukan dengan membentuk brigade-brigade Alsintan, di bawah koordinasi Babinsa Babinsa di lapangan," kata Amran.

Sementara untuk stabiltas harga, Mentan menegaskan, tidak ada alasan pedagang menaikan harga bahan pokok. "Harga-harga di pasar, sampai saat ini masih stabil, karena stok kita siapkan lebih dari kebutuhan, jadi tidak ada alasan unutk menaikkan harga kebutuhan pokok masyarakat," tegasnya 

Mentan mengatakan, dahulu di 2015, pernah terjadi gejolak harga bahan pokok di masyarakat, seperti Daging sapi, Daging Ayam, Telur, Minyak Goreng, Bawang dan Cabai. Namun hal ini ditangani dengan meningkatkan produksi, dan sejak 2016 mulai membaik, sedangkan khusus di 2017, stabilitas harga bahan pokok bisa terjaga dengan stabil.

"Dalam kurun waktu 10 tahun, bisa kita capai, saat ini di 2018, harus lebih baik, karena Indonesia sudah ekspor daging ayam, telur dan bawang merah, jadi tidak boleh lagi ada lonjakan harga, tentu distribusi juga harus dijaga," pungkas Mentan.