Bulog Siap Selesaikan Sisa Impor Beras Tahap Kedua Sebanyak 219 Ribu Ton

:


Oleh Baheramsyah, Selasa, 20 Maret 2018 | 16:54 WIB - Redaktur: Juli - 459


Jakarta, InfoPublik – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menyatakan akan segera menyelesaikan kewajiban importasi beras tahap dua sebanyak 219.000 ton hingga Juni 2018. Jumlah tersebut merupakan sisa dari total kuota impor beras sebanyak 500.000 ton yang diputuskan pemerintah pada awal tahun.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, pekan ini, Perum Bulog akan membuka tender untuk impor beras sebanyak 219.000 ton karena  Bulog sudah mendapatkan penugasan dari Pemerintah untuk memenuhi kuota impor beras sebanyak 500.000 ton.

“Izin perpanjangan impor ini pun hanya berlangsung hingga Juni 2018. Hingga akhir Februari lalu, Perum Bulog memang hanya bisa mengimpor beras sebanyak 261.000 ton dari kontrak pembelian sebanyak 281.000 ton,” ujar Djarot di sela penandatanganan MoU di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Selasa (20/3).

Djarot menambahkan, rencananya, beras impor sampai di akhir Maret nanti sebanyak 159.000 ton dengan rincian 20.000 ton berasal dari India, dan sebanyak 139.000 ton didatangkan dari Vietnam dan Thailand. Dengan demikian total impor beras sampai akhir Maret akan terealisasi sebanyak 420.000 ton dari target 500.000 ton.

Sisa 80.000 ton tersebut diberikan waktu oleh pemerintah sampai Juni 2018 untuk direalisasikan. "Tidak lc, jadi new bidding rencananya besok. New bidding itu lelang baru," ucapnya.

Djarot mengatakan, Ia telah diberikan mandat oleh Presiden untuk menekan kembali harga beras ke banderol yang normal. Karena itu, ia membuat strategi, salah satunya segera mengisi kekurangan (shortage) beras antara kebutuhan dengan produksi.

"Kita semua paham kalau harga akan bergeser dengan proses demand and supply, dengan asumsi demand kurang lebih sama, pasti yang gerakkan harga adalah supply," kata dia.

Selama beberapa bulan belakangan, ia melihat harga beras bergerak di atas normal. Setelah ditelusuri permasalahannya adalah kurangnya suplai. Namun, ada kemungkinan suplai tidak berkurang tetapi disebabkan adanya distorsi pasar.

Untuk itu, ia melakukan operasi pasar murah sejak kemarin di seluruh Indonesia. Sebab, menurutnya dengan adanya operasi ini semua pasokan yang ada di Bulog akan dimanfaatkan seperti beras dalam negeri maupun beras impor.

Sementara Direktur Pengadaan Perum Bulog, Andrianto Wahyu Adi menambahkan, tender ini dibuka untuk India dan Pakistan terlebih dahulu.

"Untuk berjaga-jaga ada juga dari Vietnam dan Thailand, namun diutamakan India dan Pakistan," ujarnya

Andrianto mengatakan, pemasukan beras impor ini belum akan dilakukan dalam waktu dekat. Menurutnya, bila pemesanan dilakukan saat ini maka beras tersebut akan sampai sekitar 2,5 bulan kemudian. Karena dia yakin pemasukan beras akan sesuai dengan batas waktu yang ditugaskan.

Menurut Andrianto, beras ini ditujukan untuk berjaga-jaga. Bulog akan mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Sementara itu, dari 20.000 ton beras yang sedang dalam proses impor, sebanyak 10.000 ton sudah sampai di Indonesia dan sedang dalam proses pengangkutan ke gudang Bulog.