Gerakan Pakan Mandiri Sejahterakan Pembudidaya Ikan

:


Oleh Baheramsyah, Sabtu, 3 Maret 2018 | 16:38 WIB - Redaktur: Juli - 306


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan gerakan pakan mandiri mampu dongkrak pendapatan dan menyejahterakan pembudidaya ikan. 

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Slamet Soebjakto menyampaikan, capaian indikator mikro ekonomi subsektor perikanan budi daya yang bisa terlihat yakni perbaikan nilai usaha pembudidaya ikan (NTUPi) yang tahun ini mencapai 111,26 atau naik 1,7 persen dari tahun 2016 yang lalu. Angka ini menandakan usaha budi daya semakin efisien.

“Nilai NTUPi naik dari semula tahun 2016 sebesar 109,56 menjadi 111,26 di tahun 2017. Ini karena salah satunya dipicu oleh dampak dari penggunaan pakan mandiri yang secara langsung menekan biaya produksi dan meningkatkan nilai tambah keuntungan pambudidaya ikan,” jelas Slamet dalam keterangan tertulis di jakarta, Sabtu (3/3).

Slamet mengakui, sejak dicanangkan mulai 2015 lalu, program Gerakan Pakan Mandiri (Gerpari) memang tidak 100 persen berhasil sempurna. Masih ada beberapa kendala yang masih dihadapi sebagian kecil Kelompok Pakan Mandiri (Pokanri). Kendala tersebut secara umum yakni minimnya akses  bahan baku berkualitas dan ketersediaannya secara kontinyu sesuai kebutuhan.

Namun demikian, Slamet memastikan kendala tersebut sedang ditangani dengan mendekatkan sumber bahan baku ke sentra pakan mandiri. KKP akan bekerja sama dengan BUMN dan Pemda untuk memfasilitasi jaminan ketersediaan bahan baku lokal berbasis protein nabati seperti PKM kelapa sawit, limbah tepung tapioka, tepung kelapa, dan lainnya. Slamet juga memastikan bahwa kandungan protein pakan mandiri telah sesuai dengan SNI.

“KKP tahun ini memulai menata sistem logistik pakan untuk memperbaiki supply chain-nya. Kita akan petakan sumber bahan bakunya dan nanti bisa terkoneksi dengan Pokanri,” imbuh Slamet.

Idealnya ada kelompok khusus penyedia bahan baku di setiap sentra produksi yang secara langsung bermitra dengan Pokanri ini. "Jika ini terbangun di setiap sentra budi daya, maka aksesibilitas pembudidaya terhadap ketersediaan pakan akan semakin mudah,” pungkasnya.