Kampus Aksara Solusi Meningkatkan Kesejahteraan Peternak Sapi

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 7 Februari 2018 | 19:06 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Bogor, InfoPublik - Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Sugiono mengatakan, selama ini peternak sapi potong hampir 98 persen dilakukan rakyat dengan kepemilikan 2 - 4 ekor sapi. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk impor, pemerintah akan mengoptimalkan sumber daya yang lokal.

Perkembangan populasi sapi dari tahun ke tahun terus meningkat, namun peningkatan tersebut belum bisa mengimbangi permintaan kebutuhan konsumsi secara nasional. 

Menurut data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) tahun 2016 produksi daging sapi sebesar 524 ribu ton, atau naik 3,4 persen dibanding 2015, sedangkan jumlah penduduk Indonesia tahun 2016 mencapai 258 juta jiwa, jadi masih kekurangan.

"Untuk mengatasi hal ini pemerintah masih perlu impor 32 persen," katanya dalam sambutan saat peresmian Akademi Sapi Oentoek Rakyat (Aksara) di Kampung Nagrak, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Rabu (7/2). 

Sugiono menambahkan, untuk mengatasi hal tersebut peternak perlu diberi pelatihan cara budi daya dan manajemen peternakan yang baik. "Peternak harus cinta sama sapi. Sediakan rumput dengan baik dan cegah penyakit. Kalau tidak sulit, peternak rakyat bisa berkembang,” ujarnya.

Menurutnya, dengan adanya program Akasara (Akademi Sapi Oentoek Rakyat) Alexis Farm, bisa memberikan solusi yang baik untuk peternak rakyat.

Penggagas Aksara Yeka Hendra Fatika mengatakan, program Aksara merupakan hasil kerja sama Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (PATAKA) dan Universitas Trisakti, Jakarta. Di Kampus tersebut peternak bisa belajar banyak cara budi daya peternakan sapi potong yang baik hingga pemasaran. Alhasil, nantinya harga sapi yang dijual juga menguntungkan.

“Dengan belajar di kampus ini, kami berharap outputnya peternak  menjadi tangguh dan mandiri,” katanya.

Sementara Dewan Pertimbangan Presiden, Mayjen TNI (Purn), Sidarto Danusubroto yang secara resmi membuka kegiatan akademi Kampus Aksara Alexis Farm memberikan apresiasi terhadap adanya kampus untuk peternak rakyat ini. “Ini adalah sekolah alam bagi peternak. Saya angkat topi dengan ide ini. Karena untuk menuju swasembada pangan, tanpa peternakan adalah omong kosong,” ungkapnya.

Rektor Universitas Trisakti Ali Ghufron Mukti mengakui potensi sumber daya alam Indonesia yang sangat besar, termasuk peternak. Jika bisa dikembangkan ternak sapi di dalam negeri, maka Indonesia tidak lagi tergantung pasokan daging/sapi dari Australia.

“Kami bangga dan berkomitmen untuk mengembangkan sapi untuk rakyat. Kita juga komitmen membangun SDM peternak rakyat. Atas nama Trisakti kami sambut baik kolaborasi ini,” ujarnya.

Lahan Universitas Trisakti yang dimanfaatkan untuk Kampus Aksara Alexis Farm seluas 123 ha. Selama ini, lahan tersebut belum optimal. Termasuk beberapa lokasi kandang sapi yang sudah berdiri. Namun ada lahan yang sudah dimanfaatkan untuk usaha budi daya pisang, buah naga dan rambutan.

Dalam acara persemian tersebut, juga hadir Kepala Pusat Penyuluhan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Siti Munifah, mantan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang juga Guru Besar IPB Muladno, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Teguh Budiyana, Direktur Utama PT. Food Station Tjipinang Arief Prasetyo Adi.