Kembangkan Pariwisata, Blitar Lakukan Upaya Strategis

:


Oleh Untung S, Selasa, 6 Februari 2018 | 15:39 WIB - Redaktur: Juli - 766


Jakarta, InfoPublik - Kabupaten Blitar, Jawa Timur, akan melakukan sejumlah langkah strategis  untuk memajukan sektor pariwisata daerah, salah satunya dengan menyusun Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA). Saat ini pariwisata di Blitar terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat bahwa pariwisata sudah menjadi gaya hidup.

Kepariwisataan di Blitar saat ini telah dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pemkab), Perhutani, pihak swasta, perorangan, maupun kelompok masyarakat sadar wisata (Pokdarwis). “Salah satu destinasi pariwisata yang dikelola oleh Pokdarwis adalah Bukit Teletubies dan Bukit Girsa yang lokasinya ada di Blitar Utara,” ungkap Bupati Blitar H.Riyanto, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (3/2).

Menurut H.Riyanto, potensi pariwisata di Blitar sangat melimpah, tetapi masih belum mampu mendongkrak PAD, namun demikian diyakini dengan selesainya RIPPDA tersebut, dan semakin tertatanya pengelolaan sektor pariwisata diharapkan pendapatan asli daerah dari kegiatan kepariwisataan daerah akan meningkat signifikan.

Berkaitan potensi tersebut, maka Pemerintah Daerah pun terus menggenjot infrastruktur. "Pemkab Blitar berusaha meningkatkan aksesibilitas jalan menuju obyek-obyek  wisata  antara lain dengan melakukan perbaikan dan peningkatan infrastruktur jalan dengan melebarkan jalan yang semula hanya 3 meter menjadi 6 meter sehingga akan mudah dilalui untuk kendaran pribadi maupun bus pariwisata," kata Bupati H.Riyanto,

Blitar memiliki sejumlah lokasi wisata yang menarik, sebut saja De Karanganjar Koffie Plantage yang merupakan kebun dan pabrik kopi peninggalan Belanda. Lokasi ini terbilang baru, yakni baru diaktifkan sejak Desember 2016. Kebun yang berlokasi di Karanganyar Timur, Nglegok, Blitar, ini punya sejumlah atraksi wisata yang menarik.

Di antaranya menjelajah kebun kopi sambil naik ATV (kendaraan khusus), yang bisa disewa dengan biaya Rp50 ribu sekali putaran. Sepanjang perjalanan, pengunjung bisa menyaksikan pemandangan pohon-pohon kopi dan buahnya yang eksotis, kebun ini luasnya mencapai 250 hektare.

Kemudian berkunjung di Museum, lokasi ini memiliki tiga museum, yakni Museum Pusaka, Museum mBlitaran, dan Museum Purnabakti. Museum Blitaran berisi lukisan-lukisan koleksi pribadi pengelola kebun kopi. Sementara Museum Pusaka  dan Museum Purnabakti berisi keris-keris kuno berbagai jenis dan dokumentasi mengenai para pemimpin Blitar yang sudah pensiun.

Anda juga bisa menjadi Relawan Pengelola Kopi, kegiatan ini adalah program yang digelar khusus untuk wisatawan asing. Para wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kebun diperkenankan menjadi pengelola kebun, mulai dari petani hingga penyeduh kopi. Program ini digelar selama dua pekan. Bagi wisatawan yang ingin membeli kopi sebagai oleh-oleh.

Direktur Utama Keboen Kopi, Wima Brahmantya menjelaskan, bahwa kopi yang ditanam lebih banyak berjenis robusta dan liberika.  Kopi yang paling banyak disukai adalah kopi Blitar.

Kampung Coklat; Masih bernuansa kuliner, Blitar juga memiliki wisata khusus bagi penggemar coklat yakni Kampung Coklat, yang  berlokasi di Kademangan, Kabupaten Blitar, dengan jarak tempuh sekitar 20 menit dari pusat kota. Wisatawan bisa masuk dengan membeli tiket seharga Rp 5 ribu.

Kampung Coklat menyediakan berbagai varian makanan olahan coklat. Selain itu, pengunjung juga diajak untuk belajar mengolah coklat dengan berbagai hiasan. Setelah itu, wisatawan juga diberi pemahaman mengenai coklat, mulai dari saat ditanam dan pengolahan.

Menurut Akhsin Al Fata, Direktur Operasional Kampung Coklat, konsep yang ditawarkan dari wisata ini adalah kekeluargaan yang hangat. "Kami ingin Kampung Coklat ini layaknya wisata rasa rumah, karenanya kami memberi kebebasan untuk para pengunjung membawa makanan sendiri dari luar ke dalam. Bagi tempat wisata lain, hal ini tidak diperbolehkan, namun di sini sangat dibebaskan," ujarnya.