Kementan Dorong Produsen Benih Produksi Benih Bawang Putih

:


Oleh Baheramsyah, Jumat, 22 Desember 2017 | 10:56 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 843


Purwakarta, InfoPublik - Kementerian Pertanian  mendorong produsen benih untuk bisa memproduksi benih bawang putih. Pasalnya, hingga saat ini, baik kebutuhan konsumsi maupun untuk benih bawang putih, masih impor dari China.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Spudnik Sujono mengatakan sampai sekarang belum ada produsen benih yang bisa memroduksi bawang putih secara massal. Sehingga, petani lokal belum bisa mengembangbiakan bawang tersebut. Sebab, benihnya tidak ada di pasaran.

Kebutuhan Indonesia akan bawang putih saat ini mencapai 500 ribu ton per tahun. Bawang tersebut, diimpor dari Cina. Sebab, petani lokal belum mampu menanamnya. Karena, benih bijinya memang tak tersedia di pasar Tanah Air. Sampai saat ini kran impor bawang putih masih tetap dibuka,

"Untuk itu akan kita dorong semua produsen benih untuk memproduksi benih bawang putih agar kedepan Indonesia tidak tergantung pada impor," ujar Spudnik, saat melepas ekspor benih kangkung produksi PT Ewindo di Desa Benteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Kamis (21/12).

Menurutnya, pemerintah sudah berupaya untuk mengembangkan bawang putih ini. Seperti yang sudah di lakukan di sejumlah wilayah. Supaya, pada 2033 nanti Indonesia mampu swasembada bawang putih. Akan tetapi, bawang putih yang telah ditanam oleh petani itu, berasal dari umbi siung bukan dari biji.

Sedangkan benih yang dari biji, Spudnik mengatakan, hingga sekarang belum ada yang memroduksi. Termasuk, PT East West Indonesia (Ewindo) yang merupakan produsen benih biji, juga belum merambah memroduksi benih bawang putih.

“Kami sudah meminta ke Ewindo untuk melakukan riset, supaya bisa menanam bawang putih dari benih biji. Tetapi, produsen ini belum menemukan teknologinya,” ujarnya.

Karena itu, untuk menjaga kestabilan harga bawang putih, pemerintah tetap membuka kran impor. Bawang putih yang beredar selama ini di pasaran, merupakan kiriman dari Cina. Dengan adanya impor ini, maka harganya tetap stabil.

Spudnik menambahkan, sektor pertanian di Indonesia, terutama jenis holtikultura sudah cukup bisa dipertaruhkan di kancah internasional. Bahkan, banyak di antara produknya mampu menembus pasar ekspor negara maju, seperti Jepang.

Pihaknya melansir, di 2017 ini ekspor hortikultura Indonesia mengalami peningkatan. Bahkan, dari kegiatan ekspor-impor tanah air, didominasi oleh ekspor hasil holtikuruta sekitar 85 persennya.

Sedangkan, 15 persennya yaitu impor. Salah satunya, seperti ekspor bawang merah yang mencapai 10.500 ton selama tahun ini, sementara bawang putih masih impor.

Sementara itu, Direktur Sales dan Marketing PT East West Indonesia (Ewindo) Afrizal Gindow, mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menemukan teknologi yang tepat untuk memroduksi benih biji bawang putih. Pernah diujicobakan, tetapi gagal.

Salah satu kegagalannya karena disebabkan iklim yang tidak cocok untuk pemuliaan beni bawang putih. “Selain itu, biayanya juga mahal. Jadi, bila kami bisa memroduksi benih bawang putih, harganya tak terjangkau oleh petani,” ujarnya.