Berkat Holding, BUMN Pimpin Pasar Semen di Indonesia

:


Oleh Yudi Rahmat, Selasa, 5 Desember 2017 | 18:48 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 514


Jakarta, InfoPublik  - Corporate Secretary PT Semen Indonesia Agung Wiharto mengatakan sebagai BUMN yang pertama kali melakukan holding Semen Indonesia di tahun 1994 dan mampu menguasai pangsa pasar Indonesia, Waktu yang bergabung adalah PT Semen Gresik, PT Semen Padang, dan PT Semen Padang.

Menurut Agung, Semen Indoneisa adalah BUMN yang pertama kali melakukan Holding, melakukan IPO di bursa saham, dan menjadi multi nasional company (MNC)."tiga BUMN yang melakukan holding adalah BUMN yang hebat dan tidak pernah rugi."kata Agung dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk "Mengapa Perlu Holding BUMN?", yang berlangsung di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jakarta, Selasa (5/12).

Agung menyebutkan, hingga 1974, hanya ada tiga perusahaan semen yang menguasai pasar yaitu Semen Padang, Semen Gresik, dan Semen Tonasa. Namun di tahun berikutnya, kapastias produksi kami turun terus. Kalah cepat dengan swasta. Karena pemerintah tidak punya modal untuk tambah pabrik.

Agung memaparkan bahwa latar belakang terbentuknya holding Semen Indonesia adalah pertumbuhan konsumsi semen domesti di atas 6% per tahun, sektor konstruksi meningkat pesat, dengaan laju sekitar 13,6% per tahun, strategi usaha perseoran yang akan berkembang dari perusahaan daerah menjadi nasional, dan memperkuat posisi perseoran dalam rangka memenangkan persaingan.

Selanjutnya, menambah kapasitas produksi dengan cepat, meningkatkan efisiensi produksi, memperkuat dan meningkatkan efisiensi logistik dan distribusi, memperkuat dan meperluas daerah pemasaran nasional, memuaskan sumbe daya perseroran pada usaha inti."Pada tahun 2013 kita sudah terbesar se-Asia Tenggara dari segi kapastias," tukas Agung lagi.

Saat ini ada 106 juta ton kapasitas produksi domestiknya. Masuknya pemain baru mendorong persaingan harga dan margin yang lebih ketat."Namun kita menguaasai market share (pangsa pasar terbsar di Indonesia). Kami tetap terdepan di Indonesia," tukas Agung menutup pembicaraan.

Sementara itu di tempat yang Staf Khusus Menteri BUMN Wianda Pusponegoro, mengatakan Kelak fokus Holding BUMN Migas adalah pada pembangunan pipa gas secara merata. Setelah, sinergi perusahaan pertambangan secara mutlak berhasil dilakukan melalui holdingisasi tersebut. 

"Dengan adanya sinegri antara Pertagas, PGN, dan di bawah Pertamina, banyak sekali efisiensi yang bisa dilakukan. Salah satu contohnya, kita tidak perlu membangun ruas pipa secara bersamaan antara dua perusahaan anggota. Sebab itu sangat tidak efektif dari segi anggaran," katanya 

Dari segi penugasan, Wianda mengatakan, (holding) juga akan sagat menguntungkan. Pasalnya, menurut dia, jika sudah dalam satu holding, nanti tinggal ditugaskan saja kepada holdingnnya, yaitu Pertamina. "Demikian juga dari sisi perizinan atau pembebasan lahan tidak mengalami kendala yang cukup banyak," ujarnya.

Dengan itulah, Wianda menambahkan, kelak langkah dan strategi akan difokuskan pada bagaimana pipa gas bisa terbangun secara merata. Bukan hanya itu, dia menambahkan, juga tidak diperlukan untuk mencari sumber sumber gas, 

"Selain tentunya, lapagan gas yang selama ini tidak bisa dieskpolitasi, bisa dikembangkan. Karena (melalui holding) dari PGN bisa masuk dan Pertamina bisa bertugas sebagai penyedia gasnya. Jadi banyak sekali benefit dan efisiensi yang terjadi (dengan adanya holding)," pungkasnya.