Kemenhub Siagakan Personil dan Alat, Minimalisir Gangguan Dampak Kondisi Cuaca

:


Oleh Dian Thenniarti, Jumat, 24 November 2017 | 10:45 WIB - Redaktur: Juli - 474


Jakarta, InfoPublik - Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersiaga dengan menginstruksikan Balai-balai Teknik Perkeretaapian yang ada, dan Balai Pengujian dibawah koordinasi Direktorat Keselamatan Perkeretaapian untuk melakukan pemantauan langsung di lapangan dan berkoordinasi dengan Daop/Divre terkait, guna meminimalisir gangguan perjalanan KA dan menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan di tengah kondisi cuaca saat ini.

Musim hujan setiap menjelang akhir tahun sangat menjadi perhatian Kementerian Perhubungan karena mempengaruhi kestabilan tanah dan berpotensi sebagai penyebab gangguan keselamatan perjalanan KA.

Beberapa kejadian akibat kondisi di atas sudah sering terjadi. Terutama di daerah Jawa Barat dengan kondisi geografis yang unik berupa banyaknya lengkung kecil,  drainase yang terganggu akibat perubahan tata guna lahan, gradien curam, serta berada pada lokasi antara tebing dan lembah disamping terdapat sejumlah jembatan yang tercatat cukup banyak.

Selama periode sebulan terakhir, tercatat telah terjadi beberapa kejadian lonsoran. Salah satunya adalah kejadian longsoran di petak jalan antara Cipeundeuy – Cirahayu yang terjadi pada 14 November 2017 lalu, yang apabila tidak segera tertangani mengakibatkan kecelakaan. 

Peristiwa berikutnya adalah banjir pada 21 November 2017 lalu, dimana track antara Stasiun Cimekar - Stasiun Haurpugur tergenang air. Tinggi air kurang lebih 20 Cm dari kepala rel sangat membahayakan, karena berakibat melemahkan struktur badan jalan. Kejadian lainnya adalah longsoran di antara Stasiun Lampegan - Stasiun Cibeber.

Dari banyak lokasi yang berpotensi menjadi penyebab hambatan perjalanan kereta, sebagian besar sudah ditangani, seperti halnya penanganan longsoran yang sudah dilakukan pada jalur KA di Kilo Meter 107 antara Stasiun Purwakarta - Stasiun Ciganea. Longsoran pada lokasi ini erat kaitannya dengan kondisi dan  struktur geografis yang ekstrim, berupa daerah lengkung dan terletak di bawah kaki bukit yang diperparah dengan adanya kegiatan penggalian pasir dan kegiatan lainnya yang  mempengaruhi aliran air pada bukit tersebut yang mengalir ke badan jalan KA sehingga menyebabkan lemahnya struktur badan jalan.

Hal yang sama juga terjadi di beberapa lokasi lain seperti Purwokerto di Jawa Tengah, serta beberapa wilayah di Jawa Timur dan Sumatera Selatan.

Terhadap hal di atas, selain mengeluarkan instruksi pemantauan lapangan dan peningkatan koordinasi, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Zulfikri juga menyiagakan peralatan pertolongan berupa crane di lokasi tertentu dan peralatan lain yang disinergikan dengan peralatan yang dimiliki oleh PT KAI (Persero), disamping juga menyiagakan personil yang secara terjadwal memeriksa kondisi lapangan bersama regu yang dibentuk oleh Daop/Divre setempat.

"Sementara itu, perbaikan dan peningkatan prasarana terus dilakukan oleh pemerintah melalui pendanaan APBN dengan mekanisme Infrastructure Maintenance and Operation (IMO) atau alternatif pendanaan lainnya. Walaupun dengan segala keterbatasan yang ada, akan diusahakan dengan mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki," ujar Zulfikri, Kamis (23/11).

Dari hasil identifikasi di lapangan selama ini, menurut Zulfikri, beberapa penyebab yang menonjol sebagian besar berasal dari faktor eksternal, seperti perubahan tata guna lahan serta perubahan peruntukan lahan. Adanya perubahan daerah persawahan yang merupakan daerah resapan atau penampung air, menjadi peruntukan lain seperti pusat kegiatan, dan pemukiman serta adanya kegiatan galian di luar wilayah Right Of Way (ROW) turut menyebabkan buruknya drainase. Hal ini mengakibatkan air akan melimpah serta menggenangi badan jalan kereta sehingga berdampak buruk pada kondisi badan jalan yang menjadi labil.

"Terkait hal tersebut, peran Pemerintah Daerah menjadi sangat penting. Pemerintah Daerah diharapkan bijak dalam mengeluarkan ijin untuk perubahan fungsi lahan. Utamanya mengenai dampak terhadap lingkungan, hal ini agar betul-betul dikaji dengan baik," pintanya.