Menpar : Pemerintah Terus Berupaya Jadikan Pariwisata Terdepan Dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional

:


Oleh Untung S, Rabu, 1 November 2017 | 23:45 WIB - Redaktur: Juli - 481


Jakarta, InfoPublik – Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka seminar Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2018. Sejumlah hal ia kemukakan di tahun berjalan 2017 dan tantangan untuk tahun depan. Indonesia mendapat kritikan pada tahun-tahun lalu karena tidak mengedepankan pariwisata berkelanjutan. Namun, pemerintah mengaku sedang dan akan terus menjaganya.

Menpar berharap forum ini diharapkan bisa memberikan rekomendasi dan masukan bagi pengembangan pariwisata Indonesia Skema forum menitikberatkan pada pelaku industri sebagai praktisi, akademisi sebagai pemberi analisis, dan pengamat untuk memberikan prediksi dan prospek.

Semangat Forwapar untuk menggelar seminar “Outlook Pariwisata 2018” dilatarbelakangi hal sederhana, yaitu banyaknya acara seminar dan peliputan terkait outlook ekonomi pada setiap jelang akhir tahun, namun tidak ada satupun acara outlook yang khusus membahas pariwisata. F orwapar berkomitmen untuk menjadikan seminar “Indonesia Tourism Outlook” sebagai agenda tahunan.

Ia menilai selama dua tahun ke depan pemerintah dan stakeholder pariwisata harus bekerja keras untuk mengakselerasi pertumbuhan pariwisata Indonesia. Kondisi ekonomi dan pariwisata pada 2018 juga akan menentukan keberhasilan yang ingin dicapai pada 2019.

“Terlepas dari pencapaian positif dan berbagai penghargaan internasional yang diraih pariwisata Indonesia, pekerjaan rumah di sektor yang mempekerjakan 12 juta orang ini masih menumpuk,” kata Menpar saat memberikan Keynote Speechnya di Hotel DobelThree Cikini, Jakarta, Rabu (1/11).

Ia mencontohkan, masih banyaknya masalah yang timbul terkait pemberlakukan bebas visa kunjungan yang disinyalir hanya efektif mendongkrak kuantitas wisman namun buruk dari sisi kualitas/belanja wismannya. Di samping pekerjaan rumah besar lainnya adalah terkait keberlanjutan lingkungan, yang mana nilai rapor Indonesia dari sisi Environment Sustainability masih kurang yaitu pada peringkat 131 dari 136 negara (TTCI WEF 2017).

Menanggapi hal itu Senior Vice President Hotels &” Business Support Patra Jasa Angkoso B. Soekadari berharap melalui ITO dapat dibangun sektor pariwisata Indonesia dengan persaingan yang sehat, bisnis yang berkembang, semua berpikir positif, dan pelayanan yang ditingkatkan supaya ada kepercayaan dunia bahwa pariwisata Indonesia mencerminkan tagline Wonderful Indonesia. “Wonderful Indonesia is Outlook Pariwisata ke depan,” katanya.

Sementara itu President Director Pactoconvex Susilowani Daud juga memiliki harapan agar ITO mampu menginventariskan masalah-masalah pariwisata dan bisa langsung memfokuskan diri ke bidang-bidang permasalahannya.

“Dari situ lalu mampu memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk bisa mencari solusinya apa yang harus dilakukan,” katanya.

Menurut Ketua Forwapar Faturokhim, ITO didukung oleh berbagai pihak yang terkait Pengembangan sektor pariwisata, termasuk ASA (Airport Special Assistance) sebagai bentuk layanan JAS Airport Services yang menawarkan bantuan kelas premium

Pembicara pada ITO 2018 mendapatkan kenyamanan ekstra saat bepergian di terminal Bandara Soekarno Hatta lewat layanan terpadu ASA, seperti asisten Pribadi, porter bagasi, lounge, dan bantuan imigrasi.

Sejumlah pembicara yang hadir dan menyampaikan paparannya yakni Menteri Pariwisata Arief Yahya 5ebagai pembicara kunci, pengamat ekonomi Faisal Basri, Senior Vice-President, Government and Industry Affairs, World Travel and Tourism Council World Travel & Tourism Council Helen Marano, dan Head Of Pestination Marketing APAC, TripAdvisor Sarah Mathew.