Pendidikan Vokasi Tingkatkan Daya Saing Industri

:


Oleh Wawan Budiyanto, Selasa, 24 Oktober 2017 | 08:15 WIB - Redaktur: Juli - 328


Jakarta, InfoPublik - Dalam upaya peningkatan daya saing dan produktivitas industri nasional, beberapa kebijakan inovatif dikeluarkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) antara lain program pendidikan vokasi yang mengusung konsep link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri.

Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, tujuannya untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil sesuai kebutuhan dunia industri saat ini. Program yang dimulai sejak Februari 2017 ini, Kemenperin sudah meluncurkan empat tahap hingga bulan Oktober, yaitu meliputi wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Jawa Barat serta Sumatera bagian utara (Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau). Dari keempat tahap tersebut, Kemenperin telah melibatkan sebanyak 565 industri dan 1.795 SMK.

“Sampai saat ini, kami juga mampu menghasilkan 254.037 tenaga kerja kompeten yang bersertifikat. Upaya ini dalam memenuhi target Bapak Presiden untuk menghasilkan satu juta tenaga kerja kompeten melalui program pendidikan vokasi sampai 2019,” kata Airlangga di Jakarta, Senin (23/10).

Ia menjelaskan, program pendidikan vokasi akan dilakukan kembali untuk wilayah Sumatera bagian Selatan serta Provinsi DKI Jakarta dan Banten. Kebijakan lainnya, mengajak agar industri nasional baik skala besar maupun sektor IKM dapat memanfaatkan perkembangan teknologi digital terkini dalam upaya kesiapan menghadapi era Industry 4.0.

“Pada tahun 2017, kami menyusun roadmap implementasi Industry 4.0 agar dapat diterapkan pada industri manufakturing nasional,” ujarnya.

Sistem ini berpeluang membangun produksi manufaktur yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Bahkan, menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya sekitar 12-15 persen. Misalnya, penggunaan teknologi internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri.

Selain itu, terdapat pula teknologi digital seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality.  Sejumlah sektor industri nasional yang siap menghadapi Industry 4.0 karena telah menerapkan teknologi manufaktur yang modern, di antaranya industri semen, petrokimia, otomotif, serta makanan dan minuman.