Boeing 747-400 Garuda Indonesia Pensiun

:


Oleh Dian Thenniarti, Selasa, 10 Oktober 2017 | 08:47 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 6K


Jakarta, InfoPublik - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia resmi mempensiunkan pesawat Boeing 747-400 terakhir dengan nomor registrasi PK-GSH, setelah mengoperasikan pesawat tersebut sejak 1994. Hal tersebut dilakukan bersamaan dengan berakhirnya operasional penerbangan haji tahun 2017/1438H.

Pesawat yang dijuluki sebagai Queen of the Skies tersebut melayani penerbangan komersial terakhirnya pada 6 Oktober 2017 untuk melayani kepulangan jamaah haji dari Madinah menuju Makassar, setelah beroperasi selama kurun waktu 23 tahun serta 89.900 jam terbang dan 15512 flight cycle.

Penerbangan terakhir PK-GSH tersebut juga menandai masa pensiun seluruh Boeing 747-400 milik Garuda Indonesia. Sepanjang tahun 1994 hingga 2017, Garuda Indonesia mengoperasikan sebanyak 3 armada B747-400 dengan nomor registrasi PK-GSI, PK-GSG, dan PK-GSH.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury, Senin (9/10), mengungkapkan berakhirnya masa kerja armada B747-400 tersebut merupakan bagian dari program revitalisasi armada perusahaan untuk menanggapi ekspektasi dan kebutuhan pasar, serta sebagai wujud komitmen Garuda Indonesia untuk terus menjaga kualitas layanan dan kenyamanan penumpang melalui pengoperasian pesawat berusia rata-rata lima tahun.

"Saat ini kami mengoperasikan pesawat berbadan lebar B777-300ER dan A330-300/200 yang lebih hemat bahan bakar, hemat biaya dan lebih andal yang memberikan pengalaman penerbangan yang lebih nyaman untuk pengguna jasa kami ketika bepergian dengan penerbangan jarak jauh," tuturnya.

Boeing 747-400 merupakan armada terbesar dari sejumlah armada yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia. Pesawat ini memiliki kapasitas 428 penumpang yang terdiri dengan 42 kursi di kelas eksekutif dan 386 sisanya di kelas ekonomi, dengan AVOD yang hanya tersedia di kelas eksekutif. 

Boeing 747-400 membuktikan keandalannya dengan menggabungkan keunggulan aerodinamis dari masing-masing model Boeing 747. Winglet memberikan efek sayap yang melebar, namun tanpa melebihi slot bandara standar. Pesawat ini juga dikenal karena daya tahannya, dapat terbang long range non-stop dengan kecepatan lebih tinggi, serta dapat mengangkut lebih banyak payload, baik penumpang maupun kargo. 

Kapasitas pesawat B747-400 merupakan yang terbesar dari seluruh jajaran armada. Hal ini sangat bermanfaat pada penerbangan Haji dan Umroh serta penerbangan charter. Selain itu, pesawat ini dapat digunakan sebagai pesawat sapujagat di domestik jika terjadi kegagalan sistemik pada penerbangan Garuda seperti volcanic ash dan lainnya.

Garuda Indonesia mengoperasikan pesawat B747-400 untuk melayani rute-rute penerbangan internasional dan domestik, antara lain Amsterdam, London, Frankfurt, Munchen, Zurich, Paris, Madrid, Vienna, Tokyo Narita, Nagoya, Osaka, Seoul, Beijing, Shanghai, Hongkong, Taipei, Singapura, Bangkok, Kuala Lumpur Jeddah, Riyadh, Dammam, Madinah,  Abu Dhabi, Kairo, Melbourne, Sydney, Brisbane, Perth, Ujung Pandang. Surabaya, Medan, Padang, Palembang, Balikpapan, Banda Aceh, dan Jakarta.

Pada tahun 2000, pesawat B747-400 Garuda Indonesia pernah membawa Presiden Gus Dur dalam kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat. Pesawat ini juga pernah terbang nonstop kurang lebih 13 jam dari Munich ke Halim Perdanakusuma untuk melayani penerbangan khusus menjemput jenazah almarhumah Ainun Habibie.