Kemenpar Jaring Wisman Via MICE APTFF Yogyakarta

:


Oleh Untung S, Kamis, 7 September 2017 | 08:06 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 313


Jakarta, InfoPublik-Wonderful Indonesia kembali menjaring banyak wisman via wisata MICE di Yogyakarta. Setelah TEFL Asia Pasific, Asian Youth Day dan International Congress of Tropical Pediatrics, kini giliran "Asia-Pacific Trade Facilitation Forum (APTFF)"  di Yogyakarta yang dibidik Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Bidikan ini bukan tanpa sebab. Even yang digelar 5 - 8 September di Yogyakarta itu dihadiri lebih dari 250 delegasi dari 30 negara, untuk membahas tema "Trade Facilitation Innovations for Sustainable Development in Asia and the Pacific". 

Impact ekonominya diyakini bakal sangat besar. Maklum, Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) merupakan salah satu sektor industri pariwisata yang paling menjanjikan dalam menjaring wisatawan mancanegara (wisman). Lama tinggal dan besaran pengeluaran tiap peserta sangat tinggi. 
Berdasarkan data International Congress & Convention Association (ICCA), rata-rata tinggal wisman MICE di Indonesia 5 malam dengan pengeluaran lebih dari 200 dolar AS per orang per hari. Angka pengeluarannya tujuh kali lipat dari wisatawan biasa.  

Kelebihan lainnya, wisatawan MICE umumnya adalah  opinion leader dari kalangan pengusaha, profesional maupun pemerintahan, yang melakukan kegiatan pada low-season. Besarnya potensi tersebut membuat Kementerian Pariwisata secara aktif mendukung Asia-Pacific Trade Facilitation Forum (APTFF) ke-8 di Yogyakarta. 

Meski pokok bahasannya non pariwisata, potensi wisata Yogyakarta seperti heritage, bahari, kuliner, belanja dan alam, bisa ikut disisipkan di tengah acara.  "Yang hadir adalah pakar ekonomi dan perdagangan dari berbagai belahan dunia. Terutama di kawasan Asia Pasifik. Dari situ mereka akan di drive untuk leisure dan merasakan keindahan Wonderful Indonesia di Yogyakarta, " ujar Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Asdep Bisnis dan Pemerintah Kemenpar Eddy Susilo, di Jakarta, Rabu (6/9) malam.

Soal ini, Yogyakarta memang jagonya. Heritagenya sudah kelas dunia. Satunya Prambanan, candi Hindu terbesar di dunia. Satunya lagi Borobudur, candi Budha terbesar di dunia. Dua-duanya pernah dikunjungi figur-figur dunia. Salah satunya, mantan orang terkuat dunia, Barack Obama. Kuliner, culture dan keramahtamahan penduduknya bahkan tak kalah dari Bali. 

Lebih lanjut Esthy mengatakan, konferensi ini juga makin menegaskan posisi Indonesia sebagai destinasi wisata MICE. Indonesia memiliki berbagai infrastruktur yang lengkap dan mumpuni sebagai lokasi penyelenggaraan MICE kelas dunia. Bahkan tidak hanya di Bali, tapi juga ke berbagai daerah lainnya di Indonesia. Yogyakarta adalah salah satunya.

"Kita memang fokus pada wisata MICE. Kota-kota yang memiliki objek wisata, juga memiliki fasilitas convention hall, lengkap amenitasnya, dan mempromosikan MICE-nya," jelas Esthy yang juga diamini Eddy.

Sementara Eddy mengatakan, penyelenggaraan MICE cenderung memilih lokasi yang tidak jauh dari objek wisata. Dan Yogyakarta adalah daerah yang tepat. Karena biasanya peserta konferensi tidak hadir seorang diri. Tetapi ada juga yang turut serta mengajak keluarga.

"Ilustrasinya seperti ini. Bapak-nya conference, anak istrinya jalan-jalan keliling kota. Setelah mereka rapat dan menggelar pertemuan besar, mereka akan berwisata dan belanja. Saya sangat setuju strategi mengembangkan wisata MICE, ini sangat berpotensi," tambah Eddy Susilo.

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga ikut merespon hal ini. Kota Gudeg Yogyakarta itu, menurutnya,  identik dengan kota budaya dan kota pariwisata. Mulai soal kuliner, peninggalan purbakala, heritage keraton, arsitektural gedung-gedung peninggalan Belanda, sampai seni tradisi pun hidup dan berkembang di sana, sayang bila terlewati.

"Ya, Yogyakarta itu seperti 'Bali'-nya Pulau Jawa. Sangat indah untuk dinikmati. Silakan explore habis kota Yogyakarta seperti jalan-jalan ke Malioboro, Monumen Yogya Kembali, membatik, seni kerajinan, Borobudur, Prambanan, dan juga menikmati sensasi kulinernya,” ujar Menteri asli Banyuwangi itu.