Sosialisasi Masif, Pencaker di Job Fair 2017 Membludak

:


Oleh H. A. Azwar, Jumat, 25 Agustus 2017 | 19:06 WIB - Redaktur: Juli - 305


Jakarta, InfoPublik - Sebanyak 28.000 orang pencari kerja (pencaker) memenuhi tempat Pameran Kesempatan Kerja (Job Fair) Nasional 2017 di Arena JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Hall C2 dan C3, Jakarta Pusat, Jumat (25/8).

Job Fair ini akan berlangsung sampai Sabtu (26/8) pukul 08.00 - 16.00 WIB. Semua pengunjung atau pencaker tidak dipungut biaya alias gratis. Sementara Job Fair yang sama tahun 2016 dalam dua hari diselenggarakan cuma didatangi 12.000 orang pencaker.

Tahun ini Jon Fair menyediakan 16.000 lowongan pekerjaan dari 207 perusahaan yang tampil. Sementara tahun 2016, hanya menyediakan sekitar 8.000 lowongan pekerjaan dari 100 perusahaan yang tampil.

Direktur Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri, Ditjen Pembinaan Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Kemnaker Nurahman, di sela-sela Job Fair mengatakan, membludaknya pencaker ini tidak terlepas dari sosialisasi yang dikerjakan Kemnaker jauh-jauh hari sebelum Job Fair diselenggarakan.

“Ini tidak terlepas dari sosialisasi yang masif. Kami juga gerakkan pemerintah daerah untuk mensosialisaskan hal ini,” kata Nurahman.

Selain itu, lanjut dia, juga karena banyaknya pencaker baik karena masih menganggur maupun ingin pindah kerja atau mendapatkan pekerjaan yang baru. Nurahman tidak berlebihan.

Seperti pencaker, Dika Sumaryoto (34 th), yang ditemui di lokasi Jakarta Fair 2017 mengatakan bahwa dirinya sudah bekerja di sebuah perusahaan otomotif di Kuala Lumpur Malaysia. Namun, karena dirinya ingin bekerja di Indonesia maka ia mendatangi Job Fair ini.

“Saya ingin bekerja di bidang transportasi di Indonesia terutama kereta api seperti LRT atau MRT. Informasi yang saya dapat saat ini sedang membuka lowongan. Makanya saya kemarin datang dari Malaysia,” kata pria asal Solo, Jateng.

Wulandari (29), pencaker lainnya yang mengaku baru selesai S2 dalam bidang Informasi Teknologi (IT) di sebuah perusahaan di Malaysia ingin mendapatkan pekerjaan di bidang IT.

"Saya baru lulus dari Malaysia ingin mendapatkan pekerjaan di negara sendiri, terutama di Jakarta,” kata Wulandari.

Sebelumnya, Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Hery Sudarmanto, dalam sambutannya mengatakan, pemerintah terus bekerja keras memajukan ekonomi bangsa.

"Pemerintahan Joko Widodo mengalami kemajuan dalam bidang ekonomi, seperti, pertama, pertumbuhan ekonomi meningkat dari 4,88% di tahun 2015 mencapai 5,02% di tahun 2016. Kedua, turunnya angka kemiskinan dari 10,86% Maret 2016 menjadi 10,64% Maret 2017," kata Hery.

Ketiga, lanjut Hery, turunnya ketimpangan yang diukur dari gini rasio dari 0,397% Maret 2016 menjadi 0,393% Maret 2017. Keempat, turunnya pengangguran dan tingkat pengangguran dari 7,03 juta orang atau 6,50% Februari 2016 menjadi 7,01 juta orang atau 5,33% Februari 2017.

Menurut Hery, kemajuan yang dicapai itu antara lain juga disokong oleh kondisi ketenagakerjaan Indonesia. Walaupun terdapat perbaikan, lanjut dia, harus disadari bahwa ketenagakerjaan Indonesia masih menghadapi tantangan besar yakni angka pengangguran masih tinggi.

"Dalam masa pemerintahan Jokowi sampai tahun 2019, pemerintah menargetkan menciptakan kesempatan kerja sebanyak 10 juta atau dua juta setiap tahunnya," ujar Hery.

Hery menambahkan, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah keterbatasan informasi bagi pencaker terhadap lowongan kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan perusahaan.

“Untuk menjembatani hal tersebutlah Job Fair ini diselenggarakan,” imbuh Hery.

Pada kesempatan itu, Hery menegaskan, penyelenggaraan Job Fair yanga benar dilaksanakan pemerintah dan swasta serta tidak memunggut biaya kepada pencaker. “Ini amanat Undang-undang 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,” tegas dia.

Menurut Hery, ia menyampaikan hal itu, karena akhir-akhir ini banyak lembaga swasta dan Event Organizer menyelenggarakan kegiatan Job Fair tetapi semuanya bertujuan untuk bisnis saja dengan memanfaatkan pencaker yang sedang mencari informasi pasar kerja dan pekerjaan.

“Apalagi sampai memungut biaya jelas bertentangan dengan undang-undang,” kata dia.

Hery juga mengaku bangga dengan Job Fair 2017 ini karena adanya keberpihakan sejumlah perusahaan terhadap penyadang disabilitas. “Beberapa perusahaan dalam Job Fair ini membuka kesempatan kerja untuk penyandang disabilitas,” kata dia.

Ia berharap, kepedulian perusahaan terhadap penyandang disabilitas ditingkatkan. "Semua perusahaan sewajarnya membuka kesempatan bagi mereka yang tentunya disesuaikan kualifikasi jabatan,” pungkas Hery.