Wonderful Indonesia Co-Branding Forum (WICF) Resmi Akan Digelar Rutin

:


Oleh Untung S, Kamis, 10 Agustus 2017 | 23:32 WIB - Redaktur: Juli - 339


Jakarta, InfoPublik - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang membuka sekaligus menjadi keynote speech dalam Wonderful Indonesia Co-branding Forum (WICF) yang berlangsung di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Kamis (10/8), memastikan kegiatan ini akan digelar rutin guna makin mempopulerkan branding tersebut.

Kegiatan WICF yang baru pertama kali dan akan diselenggarakan secara berkala oleh Kemenpar ini sebagai upaya mengajak brand perusahaan besar, menengah, maupun kecil di seluruh Tanah Air untuk melakukan kolaborasi melalui co-branding partnership dengan brand Wonderful Indonesia (WI) atau Pesona Indonesia (PI) dalam rangka mensukseskan target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019.

Kegiatan WICF didahului dengan panandatangan Nota Kesepahaman Bersama (MoU) antara Kemenpar dengan brand (perusahaan) yang telah mencapai kesepakatan kerjasama co-branding partnership, kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel yang terbagi dalam sesi Wonderful Indonesia Co-Branding: “Building Extensive Global Exposure through Brand Collaboration”  dan sesi Pesona Indonesia Co-Branding: “Sharing Resources for Branding Campaign Effectiveness” dengan menampilkan nara sumber dari kalangan praktisi atau pebisnis, dan diakhiri dengan komitmen bersama brand dalam mensukseskan pencapaian target 20 juta wisman. 

Co-branding partnership sebagai kerjasama antara dua brands yang berbeda yang bertujuan untuk meningkatkan brand value dari keduanya. Melalui co-branding akan tercipta sinergi di mana 1 + 1 bukannya 2, tapi bisa 3 atau lebih. Artinya, ‘the whole is bigger than the parts’, hasil gabungan lebih besar dari jumlah bagian bagiannya. Dengan ber-cobranding kekuatan brand equity dari kedua brand akan berlipat-lipat.

Menpar Arief Yahya memberikan apresiasi diadakannya WICF yang dilandasi semangat Indonesia Incorporated. “Branding pariwisata Indonesia tidak bisa dilakukan secara sendirian oleh Kemenpar. Untuk mewujudkan brand WI di pasar global dan brand  PI  di pasar domesik dibutuhkan kebersamaan dan sinergi seluruh elemen bangsa dalam kerangka Indonesia Incorporated. Dengan kolaborasi dan bekerja bersama-sama kita akan ‘Bigger-Broader-Better together”, kata Menpar Arief Yahya. 

Menpar Arief Yahya menjelaskan, inisiatif co-branding partnership ini diluncurkan untuk memanfaatkan momentum meroketnya kinerja brand WI/PI terlihat dari  brand equity WI/PI kini sudah sangat kokoh sebagai hasil pengembangan (building brand) selama 2,5 tahun terakhir. 

“Brand WI/PI kini kian melejit di tengah menurunnya kinerja brand-brand pesaing regional. Pada 2013, brand WI praktis tidak dikenal di dunia karena berada di posisi 70 dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF). Pada tahun 2015 peringkat kita naik pesat di posisi 50 dari total 141 negara, dan tahun ini naik 8 peringkat ke posisi 42 dunia. Menariknya, kinerja pariwisata Indonesia naik 8 level, di saat Malaysia turun 2 peringkat di posisi 26,  Singapura juga turun 2 peringkat dan Thailand naik hanya 1 peringkat di papan 34. Tak hanya itu, kini brand WI sudah menjadi global brand karena exposure kita di mancanegara sudah cukup massif seperti armada bis di ajang Piala Eropa 2016 dan billboard di Times Square New York,” kata Arief Yahya. 

Daya saing pariwisata Indonesia diproyeksikan akan naik 12 peringkat berada di posisi 30 besar dunia pada 2019 dan betul-betul akan diperhitungkan di tingkat  dunia. Artinya Indonesia menjadi destinasi penting dunia dan pariwisata menjadi industri strategis dan menjadi core economy Indonesia. 

“Untuk melesatkan lagi peringkat TTCI ke posisi 30 besar dunia Indonesia perlu melakukan inovasi-inovasi lebih lanjut dalam melakukan brand building dengan meluncurkan inisiatif co-branding partnership. Dengan modal brand equity yang kokoh tersebut Kemenpar cukup percaya diri bahwa brand WI/PI mampu memberikan value bagi brand-brand yang diajak co-branding sehingga tercipta kerja sama yang saling menguntungkan (win-win partnership) dan bersifat jangka panjang,” kata Menpar Arief Yahya. 

Inisiatif co-branding partnership ini dilakukan Kemenpar untuk mencapai 3 tujuan strategis yaitu; Pertama, untuk mendongkrak brand equity dari brand  WI di pasar global dan brand PI di pasar domestik dalam menopang terwujudnya sektor pariwisata sebagai core economy Indonesia. 

Dengan co-branding partnership diharapkan terjadi sinergi dan leverage effect’ dalam mendongkrak value kedua brand. Kedua, mengembangkan penetrasi pasar dan memperluas exposure brand WI/PI dengan memanfaatkan market network yang dimiliki oleh brand/perusahaan baik di pasar domestik maupun global. Melalui co-branding partnership ini diharapkan brand WI/PI dan brand/perusahaan dapat saling memanfaatkan customer base masing-masing. 

Ketiga, dengan co-branding partnership akan terwujud sharing resources antara kedua brand yang ber-cobranding. Co-branding akan menghasilkan penghematan biaya promosi yang substansial karena dengan berpartner maka biaya promosi akan ditanggung secara bersama. “Anggaran dari APBN terbatas, karena itu kami ingin berkolaborasi dengan brand/perusahaan agar terjadi efisiensi biaya promosi,” kata Arief Yahya.

Sesungguhnya co-branding partnership ini selama ini, menurut Arief Yahya, sudah berjalan walaupun masih sangat terbatas dan tidak sistematis. Contohnya tahun lalu Kemenpar melakukan co-branding partnership dengan Martha Tilaar Group (MTG) melalui program Trend Warna Sariayu 2017: “Gili Lombok”. Di sini logo WI tampil di kemasan produk. Tema Lombok diambil karena merupakan salah satu dari 10 destinasi prioritas yang dicanangkan Kemenpar. 

Contoh lain adalah kampanye iklan terbaru Kuku Bima dari Sido Muncul di tahun 2017 ini yang mempromosikan “Danau Rawa Pening” menjadi destinasi wisata  kelas dunia. Walaupun kerjasamanya masih bersifat informal dan masih terbatas, namun di dalam iklan tersebut brand PI sudah tampil di dalam materi iklan Kuku Bima tersebut. 

Dengan adanya inisiatif co-branding partnership ini, diharapkan kolaborasi dan sinergi brand WI/PI dengan brand/perusahaan di seluruh Tanah Air akan semakin intensif lagi dan diharapkan partisipasi brand/perusahaan dalam mempromosikan sektor pariwisata juga akan semakin besar lagi. 

Brand (perusahaan) yang melakukan MoU co-branding partnership dengan Kemenpar  antara lain; Martha Tilaar, JJ Royal, Polygon, Sahid Group, Tiket.com, Alleira Batik & Gaia, Sunpride, Sarinah, Rumah Zakat, Sekar Group, Krisna Oleh-Oleh, Secret Garden, Sababay Wine, Bon Gout, Achilles, Garuda Food, Dapur Solo, dan Malang Strudel