Indonesia dan Australia Komitmen Kerja Sama di Berbagai Bidang

:


Oleh Yudi Rahmat, Selasa, 30 Mei 2017 | 15:31 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 1K


Jakarta, InfoPublik - Indonesia  dan Australia  berkomitmen untuk  bekerja  sama  di  berbagai bidang,  bukan  hanya  memanfaatkan  pasar  masing-masing,  tetapi juga menyasar  pasar  negara ketiga atau pasar dunia. Prinsip kerja sama ini dikenal dengan economic powerhouse.

"Komitme ini terungkap   pada   penutupan putaran   ke-7   perundingan Indonesia - Australia Comprehensive  Economic  Partnership  Agreement (IA CEPA),  pada Jumat (26/5) lalu," kata Ketua Perunding Indonesia Deddy Saleh pada konferensi pers Hasil Putaran ke-7 Perundingan IA CEPA, yang berlangsung di Kantor Kementerian Perdagangan, di Jakarta, Selasa (30/5).

Menurut Deddy, prinsip ini  akan terus  digodok dan diperjelas dalam  berbagai  program  kerjasama  di bawah Chapter Economic Cooperation.

Deddy menjelaskan pada putaran   ke-7 perundingan   IA   CEPA Indonesia dan   Australia   berhasil menyelesaikan perundingan dengan menghasilkan pembahasan yang cukup positif di semua grup pembahasan,   termasuk   isu terkait   kerja   sama   ekonomi (economic   cooperation/EC).

Dengan demikian, kedua delegasi optimis dapat menyelesaikan perundingan di akhir tahun 2017. Salah satu perkembangan baik dari putaran ini adalah disepakatinya elemen yang akan menjadi dasar penyusunan  konsep  teks  kerja  sama ekonomi  (EC).  EC ini  merupakan  bagian  integral  dari perundingan  dan yang  membedakan IA CEPA dari Free Trade Agreement (FTA) lainnya.

"Pada FTA hanya  terdapat  soal  akses  pasar,  sedangkan  dalam CEPA  terdapat  pasal  Kerja Sama  Ekonomi sehingga  Indonesia dapat memetik manfaat positif dengan negara mitra tersebut," tegas Deddy.

Selain itu,  pada  putaran  ke-7  ini kedua  negara  menghasilkan  pembahasan  yang  signifikan, baik dalam pembahasan akses pasar maupun pembahasan text agreement. Untuk itu, diharapkan perundingan ini membawa kedua negara satu langkah lebih dekat menuju penyelesaian.

“Jika pada putaran lalu masih terdapat sesi pertukaran pandangan, putaran ini telah mengerucut pada tahapan pembahasan teks dan perundingan akses pasar," imbuh Deddy.

Isu utama IA CEPA  yang  dibahas  adalah  Perdagangan  Barang  (termasuk  Ketentuan  Asal  Barang,  Prosedur  Kepabeanan,  dan  Fasilitasi  Perdagangan,  Hambatan  Teknis  Perdagangan,  Sanitari  dan Phitosanitari),   Perdagangan   Jasa   (termasuk   Jasa   Keuangan,   Pergerakan   Perseorangan,   Jasa Keuangan,  Telekomunikasi),  Investasi,  Perdagangan  Elektronik,  Persaingan  Usaha,  dan  Ketentuan Kerangka Kelembagaan.

Ia menambahkan, dalam   perundingan   kali   ini,   kedua   negara   juga   secara   intensif  membahas   lebih  mendalam mengenai  upaya  implementasi  kerja sama  yang  merupakan  bagian  dari early  outcomes IACEPA, seperti kerja sama di bidang standar obat dan makanan, produk herbal dan pemetaan standar.  

Bagian  penting  untuk  dilakukan kedua  negara saat  ini  adalah  advokasi dan  sosialisasi  perundingan IA CEPA termasuk  perkembangan  implementasi  kerja  sama  early  outcomes. 

"Dengan  advokasi dan  sosialisasi  ini  diharapkan  seluruh stakeholders terkait  dari  kedua  negara  dapat  menerima  manfaat   yang   maksimal   dan   mengetahui   dengan   benar   arti   penting   dari   IA-CEPA   sebagai perjanjian    dagang    yang    komprehensif,    modern,    dan    tidak    bersifat    tradisonal,   serta mengedepankan solusi  yang  menguntungkan  kedua  pihak," jelas  Made  Marthini,  selaku  Wakil Ketua Perunding Indonesia.

Terdapat  sembilan early  outcomes yang  akan  dibahas  perkembangannya  dalam  pertemuan  ini, yaitu kerja sama dibidang pertukaran tenaga terampil, kemitraan bidang ketahan pangan di sektor daging  dan  sapi,  jasa  keuangan,  rekomendasi    IA -BPG,  vokasional,  busana  dan  desain  perhiasan, inovasi makanan, standar obat dan makanan, produk herbal, dan pemetaan standar.