:
Oleh Wawan Budiyanto, Minggu, 7 Mei 2017 | 13:44 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 518
Jakarta, InfoPublik - Staf Khusus Menteri Perindustrian (Menperin), Benny Soetrisno menegaskan, pertumbuhan industri nasional akan lebih tinggi apabila tingkat suku bunga diturunkan signifikan oleh Bank Indonesia (BI).
Menurutnya, kebijakan suku bunga BI yang tinggi bisa menghambat pertumbuhan industri dan iklim investasi. “Dengan adanya deflasi, seharusnya BI menurunkan tingkat suku bunga,” kata Benny dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Sabtu (6/5).
Dijelaskannya, apabila tingkat suku bunga rendah, kalangan industri akan mendapatkan pinjaman yang lebih murah sehingga mampu meningkatkan daya saing di tingkat internasional. “Tingkat suku bunga di Tiongkok dan Singapura sangat rendah sekitar 4-5 persen. Bahkan, di beberapa negara lain malah lebih rendah lagi mencapai 3 persen," ujarnya.
Sementara itu, kebijakan suku bunga kredit di Indonesia tercatat sebesar 9-11 persen. Benny menyatakan, penentuan suku bunga perbankan di Indonesia lebih tergantung kepada BI dan bank-bank pemerintah, sementara keinginan dunia usaha selama ini kurang diperhatikan.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman, bahwa suku bunga kredit bank yang terlalu besar sangat memberatkan bagi industri terutama skala menengah ke bawah. Apalagi, industri kecil dan menengah (IKM) merupakan sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia.
Adhi berharap, ke depannya, perbankan Indonesia semakin efisien dalam mengelola biaya operasional. Artinya, pelaku industri meminta suku bunga kredit bisa turun dan jaraknya dengan suku bunga deposito tidak terlalu panjang.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani juga mengatakan hal yang sama, apabila suku bunga perbankan belum turun secara signifikan akan membuat pelaku usaha untuk menahan ekspansi. Pasalnya, mereka mempertimbangkan kemampuan daya beli pasar yang masih rendah.
“Yang penting adalah mendorong peningkatan pasar atau konsumsi rumah tangga di berbagai sektor,” ujarnya.