Kemenpar Sosialisasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Bagi Jurnalis Joglosemar

:


Oleh Untung S, Jumat, 5 Mei 2017 | 11:09 WIB - Redaktur: Juli - 268


Yogyakarta, InfoPublik - Kementerian Pariwisata menggelar Workshop Sosialisasi Kebijakan Kemenpar bagi Jurnalis Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang) serta Magelang yang berlangsung di Yogyakarta, Jum'at (5/5). 

Workshop yang mengangkat tema “Kebijakan Pengembangan Pariwisata 2017: dengan prioritas utama Go Digital, Homestay, dan Aksesibilitas." dibuka langsung oleh Sekretaris Kemenpar Ukus Kuswara sekaligus menjadi Keynote Speech bersama Bupati Sleman H.Sri Purnomo, Staf Khusus Menteri Pariwisata bidang Komunikasi dan Media Muh Noer Sadono, Ketua ASITA Provinsi DIY Udhi Sudiyanto, dan Dirut Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) Edi Setijono.

Dalam pesan tertulisanya, Menpar Arief Yahya menyatakan workshop ini menjadi sangat penting. Pertama, untuk meningkatkan pemahaman para jurnalis  tentang kebijakan kepariwisataan menuju target kunjungan 15 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 265 juta wisatawan nusantara (wisnus) tahun 2017. Menuju angka 20 juta wisman dan 275 juta wisnus pada 2019 mendatang.

Kedua, media adalah satu dari 5 unsur pentahelix yang menjadi stakeholder pariwisata, karena itu, mereka harus mendapatkan update yang aktual. 

Ketiga, acara ini dilangsungkan di Yogya, karena berada di satu dari 10 top destinasi, atau 10 Bali Baru. Joglosemar menjadi salah satu pilar dari destinasi prioritas dengan ikon Borobudur. Untuk itu pemahaman tentang prioritas itu menjadi sangat mendesak. 

Sementara Sekretaris Kemenpar Ukus Kuswara sendiri mengatakan, pemerintah menetapkan pariwisata sebagai leading sector karena kegiatan pariwisata merupakan cara yang paling mudah, murah, dan cepat untuk meningkatkan devisa, PDB, dan menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar. 

“Kunci keberhasilan pembangunan kepariwisataan nasional tidak lepas dari peran serta semua pemangku kepentingan (stakeholder) yaitu; kalangan akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media sebagai kekuatan Pentahelix. Kerja sama semua unsur pariwisata sebagai Indonesia Incorporated  menjadi kekuatan dalam mewujudkan pariwisata sebagai  leading sector  perekonomian nasional,” kata Ukus Kuswara.

Sekretaris Kemenpar Ukus Kuswara mengatakan, kegiatan workshop ini merupakan kali kedua, pertama belum lama ini dilakukan bagi para jurnalis di Greater Bali (Bali, NTB, dan NTT) kemudian dilanjutkan untuk jurnalis Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang) serta dari Magelang sebagai kota terdekat  dengan destinasi Borobudur. 

“Joglosemar merupakan pintu masuk (entry gate) bagi wisatawan yang berkunjung ke Jawa Tengah dan Yogyakarta, sedangkan Borobudur yang ditetapkan sebagai satu di antara 10 destinasi prioritas menjadi magnet utama dalam membangun kerja sama pariwisata Joglosemar,” kata Ukus Kuswara.

Ukus Kuswara menjelaskan, kesiapan Joglosemar sebagai destinasi unggulan terlihat dari aksesibilitasnya antara lain memiliki 3 bandara internasional (Bandara Achmad Yani, Bandara Adi Sucipto, dan Bandara Adi Soemarmo). Dan sebentar lagi akan segera memiliki bandara terbaru, terbesar, terbesar, di Kulonprogo. 

Joglosemar sudah lama menjadi  detinasi favorit bagi wisatawan kapal pesiar (cruise) dunia yang singgah di pelabuhan Tanjung Emas Semarang (Semarang- Borobudur–Solo-Yogyakarta) serta menjadi destinasi favorit bagi wisman Eropa yang mengikuti paket tour Java-Bali Overland. 

“Kesiapan ini menjadikan Joglosemar ditetapkannya sebagai destinasi wisata yang dibranding (destination branding) oleh Wonderful Indonesia; selain Greater Jakarta, Greater Bali, Greater Kepri (Kepulauan Riau), Wakatobi Bunaken, Raja Ampat, Medan, Lombok, Makassar, dan Bandung. 

Dengan ditetapkan sebagai destination branding, Kemenpar gencar melakukan strategi branding dan integrated marketing communication Joglosemar bersama Wonderful Indonesia ke mancanegara.

Joglosemar mempunyai Borobudur sebagai magnet utama dalam menarik kunjungan wisman. Borobudur sebagai UNESCO Heritage Site setelah menjadi destinasi prioritas atau menjadi “Bali Baru” dengan sistem pengelolaan single management diharapkan kunjungan wisman ke sana akan meningkat pesat. 

Sebagai perbandingan (banch marking) tahun 2014 Borobudur dikunjungi sebanyak 254.082 wisman, sedangkan Angkorwat Kamboja dan Georgetown Penang Malaysia juga sebagai UNESCO Heritage Site masing-masing dikunjung 2,3 juta dan 720 ribu wisman.

Workshop yang diinisiasi Komblik Kemenpar ini akan diikuti 50  jurnalis media cetak, online, dan elektronik dari Semarang, Yogyakarta, Solo dan Magelang (Forum Wartawan Joglosemar) dan Pengurus Forum Wartawan Pariwisata (Forwarpar) Jakarta. Kegiatan workshop sebelumnya juga dilasanakan di Kuta Bali, baru-baru ini dan diikuti jurnarlis Greater Bali (Bali, NTB, dan NTT) dan perwakilan media asing di Bali.