Industry 4.0 Perlu Keselarasan Teknologi dan Keterampilan

:


Oleh Wawan Budiyanto, Rabu, 3 Mei 2017 | 08:21 WIB - Redaktur: Juli - 532


Jakarta, InfoPublik - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan implementasi Industry 4.0 perlu keselarasan dengan perkembangan teknologi dan seperangkat keterampilan baru guna meningkatkan produktivitas, penyerapan tenaga kerja, dan perluasan pasar bagi industri nasional.

“Revolusi Industri 4.0 merupakan upaya transfomasi menuju perbaikan dengan mengintegrasikan dunia online dan lini produksi di industri, di mana semua proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama,” kata Airlangga di Jakarta, Selasa (2/5).

Menurutnya, Industry 4.0 tidak bisa dihindari karena sudah berjalan. Untuk itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada seluruh stakeholders agar siap menghadapi dan memanfaatkan peluang tersebut. “Kita kembangkan Industri 4.0 dengan kebijakan berbasis kepentingan industri dalam negeri,” ujarnya.

Airlangga menyebutkan, sejumlah sektor industri nasional telah siap memasuki era Industry 4.0, di antaranya industri semen, petrokimia, otomotif, serta makanan dan minuman.

“Misalnya industri otomotif, dalam proses produksinya, mereka sudah menggunakan sistem robotic dan infrastruktur internet of things,” ungkapnya.

Kemudian, di industri makanan dan minuman, teknologi Industry 4.0 diterapkan pada pemilihan bahan baku, tetapi untuk proses pengemasannya tetap menggunakan tenaga manusia. “Jadi kombinasi tersebut masih labour intensive, tidak mendelegasikan,” ungkapnya.

Sedangkan, untuk mewujudkan pelaksanaan Industry 4.0 di sektor industri kecil dan menengah (IKM), Kementerian Perindustrian telah meluncurkan program e-Smart IKM. Program ini khusus untuk sektor consumer based yang memanfaatkan platform digital dan bekerja sama dengan marketplace yang ada di Indonesia.

Kemenperin juga mendorong penciptaan wirausaha berbasis teknologi yang dihasilkan dari beberapa technopark yang dibangun di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Bandung (Bandung Techno Park), Denpasar (TohpaTI Center), Semarang (Incubator Business Center Semarang), Makassar (Makassar Techno Park - Rumah Software Indonesia, dan Batam (Pusat Desain Ponsel).

“Pusat pengembangan inovasi tersebut juga akan ditambah dengan Innovation Center milik Apple. Jadi dari seluruh  ekosistem ini, kami ingin merajut kebijakan straegis ke depan untuk memacu pertumbuhan dan daya saing industri nasional, termasuk menyiapkan insentifnya,” urainya.