Pameran Industri Kreatif INACRAFT Didorong Hingga Mendunia

:


Oleh Untung S, Selasa, 2 Mei 2017 | 14:18 WIB - Redaktur: Juli - 292


Jakarta, InfoPublik - Wirausahawan, UKM, pekerja seni, pengamat handicraft hingga akademisi, diajak bergotong royong membangun pariwisata dalam kegiatan seminar bertema Identity of Traditional Craft  & Local WIsdom, In Modern Lifestyle, yang digelar Kementerian pariwisata di Inacraft 2017 yang berlangsung hingga 30 April.

Menteri Pariwisata Arief Yahya ikut mengapresiasi dukungan berbagai kalangan tadi. Menurutnya, Indonesia kuat fashion batiknya, tangguh di handicraftnya, dan hal itu, sudah diperkenalkan melalui festival dan carnaval yang sudah punya karakter, seperti Jember sebagai pionir dan Banyuwangi dengan ethno-nya.

"Industri batik dan handicraft adalah industri kreatif yang sudah lama hidup dan berkembang di Indonesia," kata Arief Yahya, Minggu (30/4).

Arief Yahya mengingatkan agar promosinya dilakukan dengan baik dan lebih gencar, agar bisa mengundang wisatawan mancanegara dan nusantara.

"Kalau perlu dorong INACRAFT ke level Asia, bahkan dunia. Skalanya dibuat global agar bisa mengundang wisatawan mancanegara dan nusantara," ungkapnya.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti mengatakan, Handicraft domainnya memang ada di Kementerian KUKM. Tapi saat sudah mulai dipamerkan, dan dipromosikan untuk memperkuat destinasi wisata, sudah menjadi tugas dan wilayah Kemenpar.

"Dua-duanya harus saling support karena pariwisata menjadi core business Indonesia. Iya, semua kami ajak sama-sama membangun pariwisata," ungkapnya.

Menurut Esthy, kata kunci pariwisata adalah penyumbang PDB, Devisa dan lapangan kerja yang paling mudah, murah dan cepat.

PDB  pariwisata menyumbangkan 10 persem PDB nasional, dengan nominal tertinggi di ASEAN. Kedua, PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8 persen dengan trend naik sampai 6,9 persen, jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan.

Ketiga, devisa pariwisata USD 1 Juta, menghasilkan PDB USD 1,7 Juta atau 17 persen. Angka ini terbilang tertinggi dibanding industri lainnya.

Bahkan sampai urusan tenaga kerja, sektor Pariwisata juga terlihat dari perannya menyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4 persen, yang secara nasional dan menempati urutan ke-4 dari seluruh sektor industri.

Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30 persen dalam waktu 5 tahun. “Itu sebabnya semua lini kami ajak bergotong royong membangun pariwisata. Pak menteri sering menyebutnya sebagai Indonesia Incorporated,” ungkapnya.

Muhammad Romi Oktabirawa, Pengrajin sekaligus pengusaha batik tulis asal Pekalongan mengaku siap membangun pariwisata lewat usaha batiknya.

"Batik itu punya literasi cerita-cerita budaya, kisah atau mitos pembuatannya. Ini yang akan kami bangun. Kekuatannya ada di story telling, ini bisa jadi senjata pamungkas bila dikolaborasikan dengan pariwisata,” ungkapnya.

Romi menilai story line itu penting sebagai content materi promosi. Banyak contoh destinasi yang awalnya bukan apa-apa, tidak banyak dikenal, tetapi tiba-tiba meledak setelah dieksplorasi dan dibuat ceritanya dengan baik.

"Bali dengan ciri khas budaya dalam wisatanya, Belitung dengan Laskar Pelangi, New Zealand dengan Lord of The Ringnya, Jeju Island Korea dengan ceritanya, semua bisa dikenal karena punya story telling yang kuat. Ini yang ingin saya bangun di Pekalongan," kata dia.

Istri mantan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, juga mengaku siap mendukung mendukung pariwisata Indonesia lewat Citra Tenun Indonesia (CTI).

“Pariwisata pasti kami support. Tenun tradisional Indonesia yang dipadu padankan dengan kain batik punya nilai ekonomis yang tinggi dan banyak diminati oleh berbagai kalangan, termasuk wisatawan,” ungkapnya.