Perusahaan Petrokimia Korea Segera Realisasikan Investasinya di Cilegon

:


Oleh Wawan Budiyanto, Sabtu, 18 Februari 2017 | 11:50 WIB - Redaktur: Juli - 603


Jakarta, InfoPublik - Industri Petrokimia asal Korea Selatan, Lotte Chemical segera merealisasikan investasinya di Indonesia untuk memproduksi naphtha cracker sebagai bahan baku kimia yang diperlukan dalam menghasilkan ethylene, propylene dan produk turunan lainnya.

Nilai investasi mencapai USD 3-4 miliar untuk memproduksi naphtha cracker dengan total kapasitas sebanyak 2 juta ton per tahun. 

Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dengan demikian Industri petrokimia di Indonesia akan semakin produktif dengan bertambahnya investasi baru di sektor tersebut.

"Mereka bakal investasi di Cilegon, Banten. Kami minta agar cepat terealisasi untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kimia di dalam negeri sehingga kita tidak perlu lagi impor," kata Airlangga usai bertemu dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong serta President & CEO Lotte Chemical Titan Holding Sdn. Bhd. Kim Gyo Hyun di Jakarta, Jumat (17/2).

Airlangga menjelaskan, proyek akan memakan waktu hingga 4-5 tahun dengan membuka lapangan pekerjaan sebanyak 9.000 orang. “Untuk tahap kontruksi, mereka akan menyerap tenaga kerja sekitar 6.000 orang dan ketika beroperasi butuh 3.000 orang,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Industri Kimia Hulu, Kemenperin Muhammad Khayam mengatakan, dengan kapasitas Lotte Chemical dan ditambah dengan ekspansi dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Indonesia akan mampu menghasilkan bahan baku kimia berbasis naphtha cracker sebanyak 3 juta ton per tahun sekaligus memposisikan sebagai produsen terbesar ke-4 di ASEAN setelah Thailand, Singapura dan Malaysia.

“Lotte Chemical akan memproduksi ethylene 1 juta ton per tahun, propylene 600 juta ton, serta produk turunan lainnya seperti olefin dan aromatik,” kata Khayam. 

Bahan baku kimia tersebut dapat dimanfaatkan untuk sektor hilir seperti industri plastik, tekstil, cat, dan farmasi. "Belakangan ini, impor bahan kimia secara keseluruhan mencapai USD 5 miliar per tahun, tetapi dengan adanya produksi ini akan mengurangi impor senilai USD 1,5 miliar per tahun," ungkapnya.

Khayam menambahkan, Kemenperin akan memfasilitasi pemberian insentif non-fiskal seperti tax allowance dan tax holiday bagi Lotte Chemical. 

“Untuk lahan, mereka sudah selesaikan. Jadi, diharapkan tahun ini realisasi investasinya bisa dimulai,” katanya.

Seperti diketahui, Kemenperin tengah memprioritaskan akselerasi pertumbuhan industri petrokimia di dalam negeri yang merupakan sektor strategis pendukung banyak sektor hilir. Selama 15 tahun ini investasi di sektor hulu petrokimia hampir tidak ada.

Oleh karena itu, Kemenperin mengusulkan agar industri petrokimia termasuk sektor yang perlu mendapatkan penurunan harga gas karena sebagai sektor pengguna gas terbesar dalam proses produksinya. Dengan harga gas yang kompetitif, daya saing industri petrokimia nasional makin meningkat.