Menperin: Perlu Jutaan Wirausaha Baru Bersaing di MEA

:


Oleh Wawan Budiyanto, Kamis, 22 Desember 2016 | 01:05 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 2K


Jogjakarta, InfoPublik - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia masih membutuhkan jutaan wirausaha baru agar dapat memenangi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 

Menurutnya, jumlah pengusaha nasional saat ini baru sekitar 1,56 persen dari populasi penduduk, karena standar bank dunia menyarankan perlu mencapai empat persen untuk berkompetisi di era pasar tunggal tersebut.

“Pelaku usaha atau industri merupakan elemen penting untuk menggerakkan roda perekonomian dan memperkuat basis ekonomi Indonesia dalam rangka mewujudkan negara yang berdaya saing global,” kata Airlangga dalam siaran resminya saat pembukaan Nahdhatul Ulama Expo 2016 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (21/12).

Ia menyampaikan, secara ideal Indonesia harus meningkatkan jumlah wirausaha baru sebanyak 5,8 juta untuk memenuhi target empat persen. 

"Menuju dua persen saja, kita butuh 1,7 juta pengusaha. Oleh karena itu, kita butuh kolaborasi dengan seluruh elemen bangsa, karena pertumbuhan ini hanya akan dapat dicapai manakala kita bisa menggerakkan semua stakeholder,” ujarnya.

Airlangga meminta peran ekonomi dari organisasi NU agar lebih diperkuat dan diperluas. Terlebih lagi, NU telah berkontribusi besar dalam pembangunan bangsa Indonesia dan didukung anggota sebanyak 40 juta yang tersebar di berbagai pelosok daerah.

“Menurut pandangan kami, peran yang perlu ditingkatkan, antara lain adalah mengembangkan core competence ekonomi pada pesantren-pesantren yang ada di Indonesia,” tegasya seraya menambahkan langkah tersebut bisa digerakkan oleh para santri melalui kegiatan industri atau jasa.

Ia berharap nantinya setiap pesantren yang ada di Indonesia dapat memiliki unit usaha industri dengan upaya awal wirausaha kecil serta mengumpulkan modal untuk mengembangkan usaha agar lebih besar dan variatif.

“Bukanlah hal yang sulit, mengingat santri-santri berasal dari berbagai macam latar belakang dan daerah. Saya juga percaya pertukaran pemikiran antara para santri tidak hanya melahirkan para pemikir unggul, namun juga pengusaha unggul,” jelasnya.

Sementara itu, Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan, pihaknya menargetkan penumbuhan wirausaha baru untuk industri kecil sebanyak 20.000 dan industri menengah sekitar 4.500 unit hingga tahun 2019.

Menurut Gati, IKM memegang peranan penting dalam penguatan struktur industri dan utamanya untuk perekonomian nasional. 

“IKM merupakan simbol aktivitas ekonomi berbasis kerakyatan yang terbukti tangguh menghadapi tantangan dan krisis ekonomi yang melanda ekonomi global,” tegasnya.

Untuk mendorong tumbuhnya wirausaha baru di dalam negeri, lanjut Gati, Kemenperin juga menyadari harus dilakukan langkah-langkah yang out of the box. Salah satunya adalah meluncurkan program e-smart IKM, yang merupakan suatu sistem database IKM yang tersaji dalam profil industri, sentra dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada seperti Bukalapak dan Tokopedia.

“Dengan terintegrasinya sistem ini, pasar secara fisik yang sebelumnya harus pada lokasi tertentu, maka pasar tersebut akan digantikan dengan kamar-kamar para santri atau pojok-pojok lapangan bola di pesantren karena pasarnya telah bisa dijangkau melalui smartphone atau lewat perangkat internet lainnya,” papar Gati. 

Pelaku industri dapat menjangkau pasar domestik dan internasional hanya dengan jari-jemari melalui gadget yang dimiliki.