:
Oleh H. A. Azwar, Selasa, 29 November 2016 | 11:53 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 794
Jakarta, InfoPublik - Dalam rangka meningkatkan keterampilan masyarakat Indonesia agar lebih kompetitif, pemerintah mendorong lembaga pendidikan vokasi untuk lebih memiliki kesesuaian dengan kebutuhan dunia industri.
Pasalnya, dorongan tersebut agar peserta didik setelah mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah vokasi tersebut semakin mudah terserap ketika turun di dunia kerja. "Pemerintah punya pandangan, salah satu cara supaya tenaga kerja kita dapat mudah terserap di dunia kerja adalah meningkatkan kompetensi tenaga kerja dengan cara meningkatkan pendidikan vokasi," kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri, saat menghadiri Penandatanganan Nota Kesepahaman 5 Menteri dalam rangka Pengembangan Pendidikan Kejuruan &Vokasi Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan Industri, di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemperin) di Jakarta, Selasa, (29/11).
Menurut Hanif, saat ini lembaga pendidikan vokasi di Indonesia seperti SMK belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan dunia indusri. Hal itu menurut Presiden Jokowi dikarenakan sekolah vokasi masih terlalu banyak diisi oleh guru-guru dengan keilmuan normatif.
Adapun MoU ini dihadiri 7 Menteri diantaranya, Menko PMK, Puan Maharani, Menko Perekonomian, Darmin Nasution, Menristekdikti, Muhammad Nasir, Menteri BUMN, Rini Soemarno, Menaker, M. Hanif Dhakiri, Mendikbud, Muhadjir Effendy.