:
Oleh Amrln, Minggu, 20 November 2016 | 17:11 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K
Jakarta, InfoPublik - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah Indonesia mampu membayar utang yang saat ini jumlahnya sudah mencapai Rp3400 triliun.
Hal seperti ini tidak akan mengkhawatirkan, karena Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. "Untuk membayar utang-utang tersebut adalah dengan terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab, semakin makmur sebuah negara maka tingkat kemampuan untuk membayar utangnya akan jauh lebih besar. Cadangan ekonomi untuk membayar utang dari size ekonomi kita yang makin besar. Kalau setiap tahun tumbuh 5%-6% maka akan punya kemampuan lebih besar. Tentu lebih sehat," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Nasional Nahdlatul Ulama di Gedung PBNU, Jakarta, Sabtu (19/11).
Dijelaskannya, saat dirinya menjabat sebagai Menkeu pada 2004, utang Indonesia hanya sekitar Rp1.200 triliun sementara ukuran ekonominya sekitar Rp2.200 triliun atau 56% dari PDB.
"Jadi lebih separuh dari GDP kita, size utang kita. Tapi kalau pertumbuhan ekonomi kita bisa tumbuh tinggi enam persen, jumlah defisit bisa kita jaga maka utang bisa turun jadi lebih kecil meski nominal besar dan tidak pernah khawatir apa bisa bayar atau enggak. Karena makin makmur kemampuan maka semakin mampu," tandasnya.
Ia memaparkan, saat ini dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar 5% dan jumlah defisit di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dapat dijaga, utang pemerintah terus menurun meski masih dengan nominal yang cukup besar.
"Jadi, yang perlu dilakukan sekarang adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan hingga di atas 6%, sehingga jumlah tambahan utang tiap tahun lebih kecil dari pertumbuhan ekonominya, ini tentunya akan lebih sehat," ujarnya.
Menurutnya, jumlah utang Indonesia mencapai Rp3.400 triliun atau sekitar 27% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yang mencapai Rp12.600 triliun. Dibandingkan dengan Amerika Serikat, utang Negeri Paman Sam tersebut mencapai USD18.000 miliar. Jumlah tersebut setara dengan 70% dari PDB AS.S.
"Jadi setiap kepala orang AS itu punya utang kira-kira 50 kali dari utangnya setiap kepala orang Indonesia," katanya.
Contoh lain, utang Jepang juga tidak kalah lebih besar dari Indonesia. Saat ini, utang Negeri Sakura mencapai USD8.000 miliar atau 200% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nya yang hanya sekitar USD4.000 miliar.
"Kalau Indonesia itu sekitar 27% atau 30% dari USD1.000, berarti utangnya sekitar USD300 miliar. Jadi dia jauh lebih tinggi dari kita punya utang. Artinya setiap satu kepala orang Jepang punya utang 10 kali lipat dari kita," tuturnya.
Namun demikian, lanjut Sri Mulyani, dua negara tersebut tetap tak khawatir meski utangnya jauh lebih besar dari Indonesia. Karena ekonomi mereka terus berproduksi sehingga kemampuan untuk membayar utangnya pun jauh lebih tinggi.