Operasional Bandara Gading Dipertimbangkan Untuk Pengembangan Wisata Gunung Kidul

:


Oleh Dian Thenniarti, Minggu, 20 November 2016 | 17:00 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 318


Jakarta, InfoPublik - Menteri Perhubungan mempertimbangkan pengoperasian Bandara Gading sebagai bandara komersial untuk mengembangkan pariwisata daerah Gunung Kidul.

"Bandara Gading telah dibangun, namun untuk melayani penerbangan komersial harus dievaluasi terlebih dahulu, terutama terkait dengan keselamatan dan keamanannya. Kemenhub akan membicarakan dengan Pemda untuk membahas masalah tersebut," jelas Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, akhir pekan (19/11).

Bandar Udara Gading terletak di daerah Gunung Kidul, memiliki landasan pacu sepanjang 900 meter. Menurut Menhub, pengoperasian bandara tersebut dapat dikembangkan untuk penerbangan pribadi maupun pesawat jenis ATR yang diharapkan mampu mendukung pengembangan potensi pariwisata dan kemaritiman di Gunung Kidul.

Gunung Kidul dengan potensi pariwisata alam dan budayanya membutuhkan dukungan transportasi. Beberapa objek wisata di Gunung Kidul adalah Goa Pindul, Pantai Baron, Pantai Indrayanti, Pantai Pengilon, Air Terjun Sri Getuk, Goa Jomblang, dan lain-lain.

"Transportasi berdampak langsung pada belanja wisata, dimana komponen biaya untuk transportasi dapat mencapai 30-40 persen dari keseluruhan biaya wisata, apalagi bila wisatawan harus menempuh long haul flight," ujar Menhub. Oleh karena itu, diperlukan konektivitas transportasi untuk mendukung sektor pariwisata.

Sementara itu, untuk Yogyakarta yang telah ditetapkan sebagai salah satu dari 10 prioritas nasional Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan pengembangan infrastruktur udara dan kereta api.

Beberapa minggu yang lalu, Menhub melakukan kunjungan ke titik perlintasan KA Yogyakarta - Magelang. Sebagai hasil dari kunjungan tersebut, Kementerian Perhubungan akan melakukan reaktivasi jalur lintas KA Yogyakarta - Magelang.

"Jalur keretaapi dari Stasiun Sentolo akan dibuat langsung menuju Candi Borobudur untuk lebih mendorong kunjungan wisatawan khususnya ke Candi Borobudur di Magelang, Provinsi Jawa Tengah," ujar menhub. Pembicaraan dengan Direksi PT Borobudur untuk rencana pengembangan Candi Borobudur sendiri telah masuk dalam agenda.

Selain itu, Menhub menambahkan, BUMN juga telah berperan aktif dalam pengembangan pariwisata di Provinsi Yogyakarta, yaitu PT Angkasa Pura I (Persero). 

"Karena kapasitas Bandara Adisutjipto yang sudah tidak memadai, maka dibangunlah bandar udara di Kulon Progo. Pembebasan tanahnya sudah 70 persen dan kegiatan konstruksi akan dimulai pada tahun 2017 dan direncanakan akan selesai pada tahun 2019," jelas Menhub. 

Menhub mengatakan bahwa bandar udara di Kulon Progo direncanakan sebagai pendukung untuk sektor pariwisata dan sektor industri di Kabupaten Kulon Progo dan Kota Yogyakarta seperti Kawasan Industri Ringan Tuksono, Kawasan Industri Pertanian dan Peternakan Banguncipto yang terintegrasi dengan Kawasan Industri Sentolo dan Bukit Menoreh. Selain itu, bandar udara tersebut dibangun untuk mendukung aksesibilitas pada kawasan pelabuhan dan Industri Perikanan Adikarto, Kawasan Wisata Pantai Glagah dan Kawasan Wisata Bantul.

"Saya harap pembangunan bandar udara di Kulon Progo ini dapat meningkatkan perkembangan ekonomi berupa peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), meningkatkan kualitas lingkungan dan kualitas sosial serta dapat meningkatkan lapangan kerja," jelas Menhub.

Menhub menjelaskan untuk mendukung pengembangan destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah, dan masyarakat, Kementerian Perhubungan sebagai regulator di bidang transportasi mempunyai tugas menyiapkan prasarana dan sarana yang memadai guna mendukung mobilitas manusia dan kelancaran arus barang. Pembangunan sarana dan prasarana ini juga untuk mewujudkan sistem transportasi yang efektif dan efisien.