:
Oleh Tri Antoro, Rabu, 16 November 2016 | 22:17 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 210
Jakarta, InfoPublik - Pembangunan 65 bendungan yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung program pemerintah dalam bidang ketahanan pangan.
"65 bendungan itu kira-kira bisa menampung air 6,7 miliar liter air. Sekarang ini kita punya sekitar 7,3 juta hektar lahan irigasi, yang airnya dijamin dari bendungan baru 11 persen, jadi hanya sekitar 900 ribu hektar tidak sampai satu juta hektar yang airnya dari bendungan," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melalui siaran pers yang diterima InfoPublik, Rabu (16/11).
Ia menjelaskan, selesainya pembangunan 65 bendungan yang ditargetkan pada tahun 2019 dapat menambah jaminan penyediaan air bagi lahan irigasi menjadi 20 persen. Adanya bendungan di lahan irigasi dapat meningkatkan kapasitas daya tanam di lahan tersebut, dari hanya satu kali tanam dalam setahun menjadi tiga kali tanam dalam dua tahun.
"Kalau airnya dari bendungan, itu minimal bisa tiga kali tanam dalam dua tahun, tapi kalau tidak ada bendungan sekali tok setahun," imbuhnya.
Demi mempercepat pembangunan bendungan tersebut, lanjutnya, perlu dilakukan seminar untuk evaluasi dan masukan terkait pembangunan dan pemeliharaan bendungan dengan menggandeng Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNI-BB)
"Seminar seperti ini harus dilakukan terus, karena ini intelektual exercises yang tidak boleh kita hentikan, never ending process," ujarnya.
Peserta seminar yang hadir kurang lebih 350 orang yang berasal dari kalangan profesional bidang sumber daya air, baik pemerintah, peneliti, akademisi dan praktisi penyedia jasa di bidang sumber daya air.
Menteri Basuki meyakini bahwa KNI-BB akan dapat memenuhi kebutuhan tenaga ahli tersebut. “Sebagai organisasi yang telah berumur 44 tahun dengan anggota yang mencapai 1500 orang, KNI-BB telah berpengalaman dalam hal pembangunan bendungan termasuk desain, konstruksi serta pengoperasian dan pemeliharaan bendungan,” pungkasnya.