:
Oleh Baheramsyah, Kamis, 15 September 2016 | 10:10 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K
Jakarta, InfoPublik - Menteri Koordinator Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan meminta Badan meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengecek dengan detail perkiraan cuaca saat pelaksanaan puncak Sail Selat Karimata dari jauh-jauh hari sebelum acara Sail Selat Karimata dimulai.
Hal tersebut dikatakan Menko Maritim Luhut Pandjaitan dalam rapat koordinasi Sail Karimata 2016 di kantor Kemenko Maritim Jakarta, Rabu (14/9) saat menanggapi usulan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis tentang pentingnya faktor cuaca yang akan mempengaruhi pelaksanaan puncak acara Sail Karimata 2016 di Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat.
Menko Luhut mengatakan, sesuai saran Gubernur Kalbar Cornelis, hal itu harus dilakukan sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi nantinya.
Sementara Gubernur kalbar Cornelis mengatakan, faktor cuaca menjadi catatan penting panitia Sail Selat Karimata 2016 di Kabupaten Kayong Utara, Kalbar. Faktor keselamatan peserta dan pengunjung sail jadi catatan penting karena kawasan kegiatan berada di daerah pesisir pantai. Perhelatan besar di sektor pariwisata ini rencananya akan di gelar 15 Oktober 2016.
“Kita ikuti pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofosika (BMKG) karena cuaca susah ditebak. Pasalnya dari Sukadana ke Pulau Maya Karimata menggunakan speed 500 PK cukup jauh,” ujarnya
Pemprov Kalbar telah melakukan sejumlah pembenahan untuk menyukseskan Sail Selat Karimata. Diantaranya memperbaiki akses menuju Kabupaten Kayong Utara, baik dari Kota Pontianak-Rasau Jaya (Kubu Raya) ke Teluk Batang (Kayong Utara) hingga Ketapang.
Pemprov juga memperbaiki jalan dari Kota Pontianak menuju Siduk hingga Sukadana (Kayong Utara), pun telah melaksanakan rapat teknis, bahkan meninjau jalan yang diperbaiki.
Gubernur beharap akses menuju lokasi event sudah tidak ada kendala. Diakuinya, saat ini Pemprov terganjal Dana Alokasi Umum (DAU) yang masih ditahan pemerintah pusat. Total dana yang ditahan Rp 270 miliar.