:
Oleh Baheramsyah, Rabu, 14 September 2016 | 01:13 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 675
Jakarta, InfoPublik - Pemerintah menargetkan impor daging hingga 100 ribu ton dari India untuk skema penyediaan daging tahun 2017.
Impor tersebut dilakukan dalam waktu dekat melalui Perusahaan Umum Badan Usaha Urusan Logistik (Perum Bulog). Hal tersebut untuk menekan harga yang masih tinggi dan menyiapkan kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran tahun 2017.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan mengimpor daging hingga 100 ribu ton. Adapun izin impor ini akan diberikan hingga Juni 2017.
"Kita menargetkan impor daging hingga 100 ribu ton. Sebanyak 70 ribu ton hingga akhir Desember 2016, sisanya sebanyak 30 ribu ton untuk persiapan puasa dan lebaran," ungkap Menko Perekonomian dalam Rapat Koordinasi Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Pangan di Jakarta, Selasa (13/9).
Hingga akhir 2017, pemerintah juga berencana melakukan impor sebanyak 700 ribu sapi bakalan. Dalam rapat tersebut disetujui feedloter yang mendapatkan jatah impor sapi harus memenuhi rasio antara sapi indukan dan bakalan.
“Kita sekaligus sudah harus menyiapkan peternakan rakyatnya. Di sini kita perlu bicara dengan intensif karena lahan untuk breeder juga tidak mudah,“ tegas Darmin.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menerangkan kalau ke depan pihaknya akan meminta importir untuk mengimpor daging sapi beku jenis secondary cut dan harganya akan diawasi oleh Kemendag.
"Jadi yang secondary cut itu kita akan minta mereka yang impor untuk memenuhi kebutuhan maka itu akan kita kendalikan harganya," terang Enggar di Kementerian Perdagangan, Selasa (13/9).
Kendati begitu, Mendag Enggar tetap akan menjaga harga di peternak lokal dengan cara melakukan skema breeding yang ditujukan kepada feedlotter.
Dia menjelaskan setiap feedlotter yang akan mengimpor sapi bakalan diwajibkan untuk juga mengimpor sapi indukkan. "Persentasenya (breeding) 20 persen. Atau 1:5,1 sapi indukan 5 sapi bakalan," terangnya.
Sementara Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, saat ini daging kerbau yang dijual Bulog dibandrol dengan harga Rp 60.000 per kilogram di tingkat pengecer dan Rp 65.000 per kilogram di tangan konsumen.
"Kami melakukan penjualan langsung untuk menjaga harga tetap stabil dan sebagian pasar sudah bisa menerima daging kerbau ini," kata Djarot.
Hadir dalam rapat antara lain Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti dan perwakilan kementerian/lembaga terkait.