:
Oleh Wawan Budiyanto, Sabtu, 10 September 2016 | 21:58 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K
Jakarta, InfoPublik - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendorong industri asal Jepang, IHI Corporation untuk terus mengembangkan usahanya pada bidang gasifikasi batubara di Indonesia.
Hal tersebut guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri pupuk dan petrokimia.
“Kita punya cukup banyak batubara yang berkalori rendah dan perlu dikonversi untuk menjadi gas sintetis, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pupuk dan metanol,” kata Airlangga usai bertemu Presiden Direktur IHI Corporation Japan Mr Tsugio Mitsuoka di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (9/9).
Menurutnya, IHI Corporation telah membuat Protoype Plant Project untuk gasifikasi batubara di area pabrik Pupuk Kujang, Jawa Barat. Dimana dalam kerja sama tersebut, anak usaha PT Pupuk Indonesia ini menjadi penyedia lahan, sedangkan IHI Corporation menjadi pengembang dan penyedia teknologi.
Dikatakan Menperin, gasifikasi juga merupakan salah satu energi alternatif yang bisa digunakan untuk industri. Apalagi, kebutuhan gas di industri pupuk cukup besar.
"Dalam waktu dekat, saya akan undang juga pelaku industri pupuk untuk membicarakan hal ini," ujarnya.
Sementara itu, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengharapkan, IHI Corporation Japan dapat menambah investasi di Indonesia pada sektor maintenance, repair and overhaul (MRO).
Menurutnya hal tersebut akan menggairahkan industri perawatan dalam negeri dan memancing investor lain masuk ke bisnis yang sama atau industri lainnya.
"Mencermati bidang industri IHI dan upaya kita memacu industri MRO, kami mengundang mereka untuk menambah investasi serta melakukan investasi industri MRO di Indonesia khususnya di Pulau Bintan, di mana sedang dibangun kawasan industri khusus untuk MRO," katanya.
Berdasarkan data Kemenperin, realisasi investasi Jepang di Indonesia pada 2015 meningkat 6 persen dibanding tahun 2014. Pada 2015 sebesar USD 2,87 miliar dan menyerap 115.400 tenaga kerja. Investasi didominasi sektor manufaktur khususnya otomotif, elektronika, kimia dan farmasi.