Berhasil Kembangkan Kakao, Gubernur Sulbar Disangka Menteri Desa

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 11 Mei 2016 | 14:03 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 482


Jakarta, InfoPublik - Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh telah berhasil dalam mengembangkan komoditas kakao di daerahnya Sulawesi Barat. Ini berkat kepeduliannya terhadap komoditas kakao.

Dari keberhasilan tersebut Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh di undang oleh negara Swiss sebagai salah satu negara Eropa yang mengimpor kakao dari Indonesia.

Saat diterima oleh delegasi Swiss, mereka menganggap dirinya sebagai sebagai Menteri Desa. Alhasil kiprahnya sudah menyebar kemana-mana sehingga tidak heran jika pihak luar menganggap dirinya sebagai Menteri Desa.

Hal senada juga disampaikan oleh Presiden World Cocoa Foundation Bill Guyton bahwa kiprah Anwar dalam mengembangkan desa melalui pertanian khususnya kakao sudah terdengar hingga ke negaranya di Amerika Serikat. Itu sebabnya ia pernah mengunjungi Mamuju tanpa sepengetahuan sang Gubernur untuk melihat seperti apa hasil kerjanya di Sulbar.  

“Kami di Amerika Serikat percaya tanpa adanya kontribusi Anwar untuk mengembangkan kakao di Indonesia maka dunia akan menghadapi kecemasan kelangkaan bahan baku kakao. Setidaknya yang kami ketahui bahwa beliau adalah tokoh dibalik program gernas dan program pengembangan kakao berkelanjutan di Indonesia,” jelas Bill di Jakarta, Rabu (11/5).

Artinya, menurut Bill harapan pemerintah terhadap komoditas kakao cukup besar. Hal ini karena dari total luas areal tanaman kakao hampir semuanya dikuasai oleh rakyat. Sehingga tidaklah heran dengan mengangkat komoditas kakao maka berdampak kepada peningkatan ekonomi rakyat.

Terbukti, melalui program Gubernur Sulbar berhasil merubah wajah petani Sulbar. Hal ini karena produktivitas biji kakao di Sulbar meningkat lebih dari dua kali lipat. Sehingga dengan meningkatnya produktivitas maka meningkat pula pendapatan petani.  

“Padahal dahulu produktivitas biji kakao di Sulbar adalah yang terendah tapi semenjak adanya program dari Gubernur Sulbar maka saat ini produktivitas biji kakao meningkat,” kata Bill.

Contoh, lanjut Bill, Mamuju yang dahulu dikenal sebagai tempat yang paling tidak menarik untuk ditinggali, saat  ini banyak sekali yang senang berkunjung ke Mamuju. Hal ini karena sebagian masyarakat Mamuju adalah sebagai petani kakao. maka dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, otomatis pola dan gaya hidup masyarakat Mamuju meningkat.

Alhasil perputaran uang di Mamuju ikut bergerak dengan cepat. Sehingga tidaklah heran jika saat ini Kabupaten Mamuju menjadi kota yang berkembang dengan tingkat keterjangkauan listrik hingga 90 persen, sebab saat ini sudah ada pembangunan turbin di sejumlah desa untuk menciptakan kondisi mandiri energi.

Sementara itu, petani kakao asal Mamuju, Ridwan membenarkan bahwa saat ini pola hidupnya telah berubah. Bahkan bukan hanya pola hidup yang berubah, tapi juga infrastrukturnya.

Satu diantaranya yaitu jika dahulu masyarakat Mamuju ingin pergi ke Makassar harus menempuh waktu selama 24 jam, kini masyarakat Mamuju jika ingin pergi ke Makassar maka lebih banyak menggunakan pesawat.