Garuda Indonesia Restrukturisasi Armada A330-300 dan Inisiasi Kerjasama Perawatan Pesawat

:


Oleh Dian Thenniarti, Rabu, 20 April 2016 | 11:41 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 307


Jakarta, InfoPublik - Maskapai nasional milik Negara, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk pada, Selasa (19/4), melaksanakan penandatanganan kesepakatan dengan Airbus dalam bidang restrukturisasi armada A330-300 yang telah dipesan Garuda dengan armada A330-900neo.

Hal tersebut ditempuh sebagai bagian dari langkah strategis perusahaan dalam program restrukturisasi armada untuk mendukung perkembangan bisnis dan jaringan, serta melanjutkan pertumbuhan positif yang telah diraih.
 
Pada kesempatan yang sama, Garuda Indonesia juga melaksanakan penandatanganan kesepakatan kerja sama dengan Rolls-Royce senilai USD1.2 miliar dalam lingkup operasionalisasi mesin Trent7000 yang akan digunakan oleh armada A330-900neo (menggantikan armada A330-300 yang dioperasikan sebelumnya) dan inisiasi kerja sama di bidang perawatan pesawat (MRO collaboration) dan pengembangan kapasitas (skill development) MRO di Indonesia.
 
Penandatanganan kesepakatan tersebut dilakukan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo, Chief Operating Officer Airbus Tom Williams, dan Presiden Civil Aerospace Rolls-Royce Eric Schulz, disaksikan oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden RI Joko Widodo.
 
"Kesepakatan kerjasama Garuda Indonesia dengan Airbus dan Rolls-Royce ini merupakan salah satu realisasi kerja sama Indonesia dan Uni Eropa untuk memperkuat ekonomi kedua Negara. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada salah satu agenda kunjungan kenegaraan Presiden ke negara-negara Uni Eropa di London," ujar Kepala Komunikasi PT Garuda Indonesia (persero) Tbk, Benny S Butarbutar, Selasa (19/4).
 
Kesepakatan restrukturisasi armada tersebut diwujudkan dalam bentuk restruktur pemesanan sebanyak 7 armada A330-300 Garuda Indonesia menjadi 14 armada A330-900neo yang akan mulai diterima Garuda Indonesia pada tahun 2019 mendatang.
 
Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo menambahkan, restrukturisasi A330 menjadi Armada A330-900neo merupakan langkah konkrit Garuda dalam mewujudkan komitmen memberikan pelayanan yang paling modern, nyaman dan sempurna kepada seluruh pengguna jasa Garuda. Restrukturisasi armada ini juga merupakan upaya untuk memperkuat pertumbuhan positif yang telah dicapai, serta pengembangan jaringan Garuda yang berkelanjutan, dan kehadiran armada baru ini tentu akan memperkuat Garuda dalam menghadapi persaingan global.
 
"Di samping itu, kerjasama dengan Rolls- Royce ini juga merupakan suatu langkah penting dalam program peremajaan armada yang dilaksanakan secara berkelanjutan oleh Garuda, juga menjadi langkah penting dalam rencana peningkatan kapasitas perawatan pesawat yang dilaksanakan di masa mendatang," tambah Arif.
 
Sementara itu, Chief Operating Officer Airbus Tom Williams mengungkapkan, A330-900neo, merupakan versi re-engine armada A330 sebelumnya yang memiliki potensi besar untuk mendukung pengembangan jaringan dan rute-rute medium dan regional yang dilaksanakan Garuda.
 
"Armada A330-900neo memiliki beberapa keunggulan seperti konsumsi bahan bakar yang lebih efisien, biaya perawatan yang lebih rendah, dan kemampuan jelajah yang lebih baik. Armada A330-900neo tersebut juga akan dilengkapi dengan fitur kabin ‘new Airspace’ khas Airbus yang akan memberikan berbagai benefit bagi maskapai dan penumpang," kata Tom Williams. 

Sementara kerjasama ‘skill development’ akan melingkupi beberapa rencana penyediaan program pendidikan dan pelatihan seperti program ‘International Learning Experience’, business leadership development program, serta pengembangan ‘GMF Academy’ – sebagai bagian dari Garuda Indonesia Group – berupa pengembangan resource capacity yang didukung oleh Rolls-Royce Learning and Career Development Centre, serta program pertukaran dan kolaborasi yang akan memberikan mutual benefit kepada Rolls-Royce dan Garuda dalam pengembangan kapabilitas and kapasitas para engineers and technicians baru.
 

Kujungan kerja Presiden RI ke negara-negara Uni Eropa (Jerman, Inggris, Belgia dan Belanda) kali ini mengangkat tema perkuatan kerja sama ekonomi serta toleransi, untuk membangun perdamaian dunia.