Kurangi Impor, Kementan Tingkatkan Produksi Tebu 100 Ton Per Hektar

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 20 April 2016 | 15:00 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pertanian memaksimalkan produksi gula nasional dengan menargetkan produksi tebu 100 ton per hektar dengan rendeman sebesar 10 persen dalam upaya memenuhi kebutuhan nasional.

Saat ini, konsumsi gula dalam negeri masih kerap bergantung terhadap impor.
ʉ۬Untuk mencapai target tersebut, salah satu usaha adalah seleksi pemberian bibit tebu berkualitas yang akan ditanam di perkebunan.

Pemilihan bibit tebu dinilai sangat efektif guna memaksimalkan potensi rendemen tiap batang tebu sehingga produktivitas industri gula lokal meningkat.

"Jadi dukungan dari Kementerian Pertanian adalah pertama bibit, ini yang terpenting. Jadi kami minta Dirjen Perkebunan memperhatikan bibit. Ini yang dikembangkan seperti jagung," terang Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai pertemuan dengan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (Aptri) terkait persoalan tebu nasional di kantornya, Jakarta, Selasa (19/4).

Rendemen dan produksi tebu saat ini dinilai belum maksimal. Setiap hektar lahan tebu hanya mampu memproduksi paling banyak 70 ton, padahal potensi setiap hektarnya bisa mencapai 100 ton. "Karena ada produksi hanya 70 ton, padahal ada potensi produksi sampai 100 ton," tutur Amran.

Perlu diketahui, Kementan saat ini tengah fokus dalam mengembangkan program 110. Di mana dalam 1 hektar lahan tebu mampu menghasilkan 100 ton tebu dengan rendemen 10 persen.

Guna memaksimalkan produksi gula dalam negeri, dilakukan upaya perluasan lahan. Perluasan lahan tanaman tebu, lanjut Amran, dilakukan dengan jalan sinergi antara beberapa instansi terkait.

"Optimalkan lahan sekitarnya apakah bentuk kerja sama dengan Perhutani dan seterusnya," ujar Amran.

Amran mengatakan sedikitnya ada 2 juta hektar lahan yang akan dipersiapkan untuk menggenjot produktivitas pangan di Indonesia. Sebanyak 500 ribu hektar di antaranya akan dipakai untuk tanaman tebu.

"Kita target 2 juta hektar yakni 1 juta hektar untuk sapi, 500 ribu hektar untuk gula, 500 ribu hektar untuk jagung," pungkas Amran.

Guna memaksimalkan produksi tebu dan rendemen tebu yang kian meningkat, Amran berharap agar pembangunan pabrik gula dengan peratalan yang baik. Karena, jika produksi telah semakin baik namun proses penggilingan di pabrik kurang maksimal, hal itu bakal menurunkan produksi gula itu sendiri.

Kemudian, kata Amran, dikembangkanlah rencana pabrik gula, 10 unit di seluruh unit indonesia. "Ini rencana Sulawesi Tenggara, daerah Kalimantan kalau ada yang cocok iklimnya kemudian eksisting yang ada, kita membantu fasilitasi lahannya. Kita akan bantu investor untuk memulai pembangunan pabrik jika mereka telah memiliki dana sedikitnya Rp 1,5 triliun," pungkas Amran.