Tingkatkan Produksi Padi, Kementan Kembangkan Jajar Legowo Super

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 20 April 2016 | 14:56 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 716


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menargetkan swasembada pangan tahun 2016 terutama pada beras. Namun salah satu kendala beratnya adalah soal lahan. Saat ini, pertumbuhan lahan pertanian, tidaklah sebesar harapan.

Kepala Balitbang Muhammad Syakir mengatakan, untuk mengantisipasi terus menyusutnya lahan pertanian, maka Kemtan mengembangkan padi dengan produktivitas tinggi. Salah satu yang baru dikembangkan saat ini adalah jajar legowo super yang tingkat produktivitasnya mencapai 14,4 ton per hektare.

"Jajar legowo super ini lebih bagus dari jajar legowo biasanya, dimana varietas baru ini tahan terhadap rendaman air dan kekeringan," ujar Syakir di Jakarta, Senin (18/4).

Ia menguraikan, berdasarkan hasil panen ubinan yang dilakukan di Indramayu, diperoleh kalau produktivitas Gabah Kering Panen (GKP) dari dem-area seluas 50 ha yang tinggi. Untuk varietas inpari 30 ciherang sub-1 produktivitasnya 13,9 ton per ha, varietas inpari 32 HDB sebesar 14,4 ton per ha dan varietas inpari 33 sebesar 12,4 ton perha.

"Sedangkan rata-rata produktivitas pertanaman petani di luar dem-area dengan varietas ciherang adalah 7,0 ton per ha," imbuh Syakir.

Syakir menambahkan, teknologi Jajar Legowo Super meliputi varietas unggul baru (VUB) potensi hasil tinggi, biodekomposer secara insitu sebelum pengolahan tanah, pupuk hayati dan pemupukan berimbang, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) menggunakan pestisida nabati dan pestisida anorganik berdasarkan ambang kendali serta alsintan khususnya transplanter dan combine harvester.

"Berdasarkan hasil analisa usaha tani menunjukkan bahwa teknologi Jajar Legowo Super sangat layak untuk dikembangkan secara luas di masyarakat," katanya.

Teknologi Jajar Legowo Super sebagai pendongkrak produktivitas, lanjutnya, jika diterapkan secara full pake oleh petani maka mereka akan memperoleh produksi sekitar 10 ton GKG/ha per musim tanam.

Dengan demikian, menurut dia, terjadi peningkatan produktivitas sebanyak 4 ton/ha per musim tanam dibandingkan dengan rata-rata produksi jajar legowo di sawah irigasi sebanyak 6 ton GKP/ha per musim.


"Bila Teknologi Jajar Legowo Super diterapkan oleh petani sebanyak 20 persen dari luas sawah irigasi yang ada di Indonesia sekitar 4,8 juta ha yaitu 960 ribu ha maka produksi nasional akan bertambah sekitar 3,84 juta ton GKG per musim tanam," katanya.

Dalam satu tahun atau dua kali musim tanam, tambahnya, maka akan diperoleh tambahan produksi 7,68 juta ton GKG setara 4,76 juta ton beras.

Teknologi jajar legowo super ini akan dikembangkan di 11 provinsi di Tanah Air pada lahan seluas total 300 hektare.

"Lahan yang dipergunakan nantinya lahan sawah yang beririgasi teknis sehingga diharapkan mampu meningkatkan indeks pertanaman," katanya
.