Kemitraan Solusi Bantu Petani Jagung Cegah Gagal Pasar

:


Oleh Baheramsyah, Jumat, 8 April 2016 | 11:12 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 790


Jakarta, InfoPublik - Jagung merupakan salah satu pangan unggulan selain beras dan kedelai, bahkan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hanya saja komoditas jagung masih mengandalkan kran impor.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Imaduddin Abdullah menyampaikan skema kemitraan harus dibentuk dalam kondisi setara, mengingat petani selama ini kurang memiliki daya tawar di hadapan pengusaha.

Oleh karena itu, salah satu cara untuk mencapai kedaulatan pangan dari sektor jagung adalah dengan membuka kemitraan. Dengan cara ini, ketakutan petani jagung terhadap gagal pasar akan teratasi. 

"Kemitraan bisa mencegah kegagalan pasar, sehingga petani tidak perlu takut ketika produksi jagungnya tidak ada yang menampung," ungkap Imaduddin dalam seminar nasional kebijakan jagung di Jakarta, Rabu (6/4).

Menurut Imaduddin, skema kemitraan diyakini merupakan solusi untuk kedua belah pihak karena kesejahteraan petani dapat terkerek, sekaligus dapat memenuhi kebutuhan pasokan jagung sebagai bahan baku yang dibutuhkan industri untuk memproduksi pakan ternak.

Imaduddin menyampaikan mendorong skema kemitraan, pemerintah juga dapat memangkas rantai pasok jagung yang selama ini terlalu panjang. INDEF mencatat jagung petani harus melewati pengepul, pedagang besar, pedagang eceran, sebelum sampai ke konsumen.

"Hanya 1,3 persen petani yang bermitra dengan perusahaan agribisnis. Saya lihat pentingnya kemitraan dengan perusahaan untuk dapat memotong rantai pasok yang cukup panjang sehingga margin distribusi kecil dan keuntungan petani naik," terang Imaduddin.

Industri pakan ternak selama ini mengaku sulit untuk mendapatkan jagung produksi petani. Padahal, BPS mencatat tahun lalu, produksi jagung dalam negeri mencapai 20 juta ton. Kendati diproduksi surplus, Indonesia tetap mengimpor jaagung sekitar 2,5 juta ton tahun lalu.

Sementara CEO PT Vasham Kosa Sejahtera, Adrian Irvan Kolonas mengatakan, sektor pangan menjadi salah satu hal yang diprioritaskan. Namun sayangnya, ego dari masing-masing lembaga membuat kelancaran program pangan tak berjalan mulus, seperti yang terjadi pada komoditas Jagung.

Program kemitraan menjadi salah satu solusi tepat untuk mengatasi permasalahan swasembada Jagung, yang hingga kini masih samar. 

"Kalau dilihat, industri Jagung di dalam negeri masih kalah dengan industri kelapa sawit yang kian berkembang pesat. Bahkan, sawit menjadi komoditas andalan ekspor Tanah Air," ungkap Adrian.

Oleh karena itu, menurut Adrian Irvan Kolonas, program kemitraan di sektor jagung harus segera dilakukan. Dan dalam hal ini pemerintah harus ikut terlibat. Sebab, jika pemerintah ikut terlibat, program kemitraan petani jagung setidaknya dapat berjalan sehingga petani memiliki pangsa pasar yang luas.

"Mereka (petani Jagung) juga pasti terbantu dengan dibukanya kemitraan ini, karena akan memberi efek. Dan hal Ini bisa mengatasi masalah dari hulu ke hilir," beber Adrian.