Pejabat KKP Dituntut Tanam Tiga Nilai Revolusi Mental

:


Oleh Baheramsyah, Kamis, 31 Maret 2016 | 19:27 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 501


Jakarta, InfoPublik - Pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan dituntut menanamkan nilai revolusi mental dalam membangun karakter kepemimpinan. Revolusi mental menanamkan tiga nilai yakni integritas, etos kerja dan gotong royong.

Kepala Pusat Latihan Kelautan dan perikanan, Mulyoto mengatakan, dalam kepemimpinan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, para pejabat setingkat eselon III di lingkup KKP dituntut tiga nilai revolusi mental.

“Targetnya revolusi mental menanamkan tiga nilai yakni integritas, etos kerja, dan gotong royong. Ini sangat penting bagi KKP di era Bu Susi yang harus menanamkan tiga modal itu dalam pelaksanaan pekerjaan,” kata Mulyoto usai membuka Diklat revolusi mental dalam membangun karakter kepemimpinan di Jakarta, Kamis (31/3).

Mulyoto mengaku, selama ini kinerja KKP masih lemah, khususnya dalam integritas‎, yakni dalam kejujuran melakukan pekerjaan. Sehingga, diklat kali ini menekankan kepada seluruh eselon 3 yang bersih dan bebas dari KKN, dan dapat diteruskan pada aparatur sipil negara lainnya.

“Yang masih melemah mungkin integritas, yakni dalam mengatakan bekerja atau bertingkahlaku sesuai dengan apa yang dilaksanakan. Era sekarang kejujuran penting. Bu Susi mengatakan menjadi orang yang merdeka di KKP, yakni akui kesalahannya. Maka, dengan demikian segera dilakukan perbaikan,” ujarnya.

Menurutnya, hal tersebut penting. Berbeda dari zaman dulu ada istilah “ABS” (asal bapak senang), itu kadang-kadang masih muncul terus karena adanya ketakutan untuk mengakui kesalahnnya. Sehingga berbohong, menyampaikan data yang tidak akurat, dan sebagainya.

“Jadi kejujuran harus ditingkatkan, serta harus memberikan pantutan yang dapat dicontoh dan menjadi tauladan bagi jajaran di lingkup kerja. Masyarakat dengan memulai gerakan hidup baru untuk konsisten dalam kejujuran, pelayanan tanpa korupsi, cegah pemborosan, dan bangun efisiensi,” tegasnya.

Kedua adalah etos kerja, katanya meskipun prestasi kerja di KKP sudah bagus, nilai latifnya sudah bagus, dan pertumbuhan perekonomian di sektor perikanan sudah bagus, tetapi ini harus tetap didorong. Hal ini bukan hanya aparatur KKP, tapi juga masyarakat yang menjadi mitra kerja dalam melakukan pekerjaan.

“Kalau etos kerja selama ini, dulu aturan masuk jam 8, ternyata orang tidak masuk kerja jam 8. Sekarang dengan ada aturan masuk kerja jam 7, kemudian tidak masuk kerja jam 7 maka keterlambatan dihitung kumulatifnya. Maka, sekarang orang berbondong-bondong belain masuk kerja jam 7. Setelah itu ada tuntutan kinerja dalam SKP (sasaran kinerja pegawai), setiap orang dituntut melaksanakan pekerjaanya,” jelasnya mencontohkan.