Menaker Ajak Serikat Pekerja/Buruh Urai Benang Kusut Ketenagakerjaan

:


Oleh H. A. Azwar, Kamis, 31 Maret 2016 | 11:25 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 430


Jakarta, InfoPublik - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri terus melakukan upaya yang intensif guna mengurai benang kusut ketenagakerjaan untuk membawa harapan baru bagi dunia ketenagakerjaan Indonesia.

"Saya ingin mengajak teman-teman SP untuk perhatian terhadap persoalan-persoalan ketenagakerjaan di Indonesia. Ketimpangan sosial di negara ini semakin melebar. 30% persennya merupakan sumbangan dari faktor-faktor ketenagakerjaan," kata Menaker saat membuka forum diskusi dengan SP/SB di kediamannya, Kompleks perumahan Widya Chandra, Jakarta, Rabu (30/3).

Harmoni pemerintah dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB) terus berkembang ke arah positif dalam hal menyikapi persoalan ketenagakerjaan yang ada.

Menaker sendiri berulang kali mengajak SP/SB duduk bersama dalam forum silaturahim untuk mendiskusikan persoalan ketenagakerjaan yang membawa kemaslahatan bagi semua pihak.

Hal ini menegaskan pentingnya dialog sosial yang harus lebih dikedepankan SP/SB dalam menyikapi persoalan ketenagakerjaan ketimbang demonstrasi di jalanan.

Menurutnya, sampai saat ini masih banyak kesenjangan-kesenjangan sosial yang harus dipangkas. Baik itu kesenjangan pekerja di desa dengan kota, kesenjangan antara pekerja yang terampil dengan yang tidak terampil, pekerja muda dengan yang tua maupun kesenjangan upah antar sektor. Kesenjangan-kesenjangan tersebut berkontribusi terhadap ketimpangan sosial di Indonesia.

"Masalah lain adalah rendahnya mutu pendidikan dari angkatan kerja kita yang masih didominasi lulusan SMA ke bawah. Akibatnya industri padat karya masih jadi andalan. Industri padat karya less competitif tapi menyerap pengangguran," ujarnya.

Menaker menjelaskan, jika industri padat karya didorong, penyerapan tenaga kerjanya akan membaik namun menjadi tidak kompetitif dan bisa kalah bersaing. Sedangkan jika industri padat teknologi yang didorong, maka dunia industri akan menjadi sangat kompetitif namun penyerapan tenaga kerjanya sedikit. Karakter industri menjadi pertimbangan pemerintah dalam mendorong agar pengembangan SDM sejalan dengan pengembangan industri.

"Selama ini masih terjadi ketidaksesuaian antar pengembangan SDM dengan pengembangan industri. Terjadi mismatch. Untuk itu kita harus menyesuaikan pengembangan SDM dengan pengembangan industri agar tercipta keselarasan pasar kerja," jelas Menaker.

Hanif menambahkan, solusi lain dari persoalan-persoalan ketenagakerjaan adalah mendorong percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja. Percepatan peningkatan kompetensi dapat terwujud melalui peningkatan akses dan mutu pelatihan kerja. Selain itu, program pemagangan juga menjadi program unggulan Kemnaker. Pemagangan merupakan instrumen untuk percepatan peningkatan kompetensi.

"Saya berharap setiap tahun setidaknya bisa melakukan pemagangan terhadap 200.000 Orang. Saya telah meminta kepada pihak perusahaan untuk merumuskan skema/sistem pemagangan yang ideal. Untuk itu, pemerintah butuh kerjasama dari teman-teman SP/SB untuk mengawal atau memastikan pemagangan ini bisa jalan," pungkas Menaker.