:
Oleh Eko Budiono, Rabu, 11 Maret 2020 | 16:08 WIB - Redaktur: Untung S - 1K
Jakarta, InfoPublik - Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Hadi Prabowo, meminta permasalahan stunting menjadi perhatian bersama termasuk Pemerintah Daerah (Pemda).
Menurut Hadi, secara nasional pada 2018 stunting mencapai 30,8 persen atau 1 dari 3 balita menderita stunting, yakni sekitar 9 juta dari jumlah penduduk Indonesia.
“Untuk itulah ini menjadi perhatian kita bersama,” kata Hadi, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/3/2020).
Stunting disebabkan dua masalah utama, kaitannya dengan permasalahan asupan gizi yaitu ketahanan pangan dan lingkungan sosial. Kemudian dari non-kesehatan kaitannya dengan lingkungan kesehatan itu sendiri maupun lingkungan pemukiman.
Salah satu fokus pemerintah saat ini, kata Hadi, adalah pencegahan stunting sebagai upaya agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal.
Hal ini sejalan dengan Visi Pemerintah dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang ditunjang dari sisi pendidikan dan kesehatan, termasuk pengentasan stunting.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M.Tito Karnavian mengatakan target menurunkan prosentase stunting masih jauh dari asa.
Sebabnya, usaha kementerian dan lembaga belum maksimal akibat tumpang tindih, dan absensi dalam rapat yang kerap dihadiri bukan di tingkat eksekutor.
"Kalau yang bikin Kemendagri yang datang direkturnya atau kasubditnya bukan pengambil keputusan. Kalau yang bikin Pak Wapres, menteri minimal eselon satunya hadir sehingga bisa kontrol pergerakannya yang sistematis dan serius," kata Mendagri.
Mendagri ingin menerapkan terobosan baru agar dapat mencapai prosentasi angka stunting sesuai target presiden yakni 14 persen. Caranya, dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari kementerian dan lembaga yang dibentuk langsung oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Menurut Mendagri, peran kementeriannya dalam mengatasi stunting adalah dengan melakukan pembinaan dan pengawasan. Tercatat, ada 160 kabupaten yang masih di level merah dan harus secara bersama diatasi.
"Ini kita keroyok rame-rame, tidak bisa kita salahkan hanya pemerintah daerah harus juga dibantu oleh pusat. Di pusat ini ada 16 kementerian dan lembaga, BUMN ada CSR nya juga," urainya.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Hal ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. (Foto : ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/af/ama)