:
Jakarta, InfoPublik - Indonesia mampu menghadirkan kesuksesan dalam penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 di Bali. Keberhasilan Indonesia menavigasi KTT G20 mencapai puncaknya dengan ditetapkannya Deklarasi Bersama Para Pemimpin G20 atau G20 Bali Leaders’ Declaration, memiliki makna sangat strategis dalam akselerasi pemulihan ekonomi dunia.
“Upaya Presidensi G20 Indonesia untuk memperkuat kerja sama antar negara dalam mendukung transformasi digital, sejalan dengan fokus Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023 mendatang,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran pers yang diterima pada Rabu (23/11/2022).
Di dalam rumusan G20 Bali Leaders Declaration yang berisi 52 poin kesepakatan, terdapat tiga poin di antaranya yang terkait dengan percepatan transformasi digital. Pertama, menyepakati pentingnya upaya percepatan transformasi ekosistem ekonomi digital dalam mencapai agenda Sustainable Development Goals (SDGs). Lingkungan online yang tangguh, aman, dan terlindungi diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi digital.
Selain itu, konektivitas digital yang terjangkau dan berkualitas merupakan unsur utama dalam mendorong inklusivitas dan transformasi digital. Dalam poin ini juga ditegaskan pentingnya data bagi pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan sosial.
Kedua, mendorong kolaborasi internasional untuk mengembangkan literasi dan ketrampilan digital yang berdampak positif dan menjangkau semua elemen masyarakat.
Ketiga, menekankan bahwa teknologi digital merupakan kunci untuk pemulihan dan pemberdayaan di berbagai sektor, termasuk untuk membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh, menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkelanjutan, mendukung perdagangan, industrialisasi dan investasi yang inklusif, meningkatkan produktivitas, serta membuka potensi ekonomi masa depan, khususnya bagi UMKM dan start-up. Poin itu juga ingin memastikan kerterlibatan seluruh pemangku kepentingan agar tidak ada yang tertinggal dalam proses transformasi digital.
Saat ini, 40 persen pangsa pasar ekonomi digital ASEAN berada di Indonesia. Nilai transaksi ekonomi digital Indonesia diprediksi mampu mencapai USD130 miliar pada 2025, dan akan terus naik hingga USD360 miliar di 2030.
“Potensi tersebut harus kita dukung dengan penguatan sejumlah aspek fundamental seperti Infrastruktur, SDM digital, serta regulasi dan kebijakan yang adaptif, agile, dan forward looking. Pembangunan infrastruktur pada Lapisan Backbone (Jaringan Palapa Ring); Lapisan Middle-mile (Satelit Satria dan Satelit Low Earth Orbit), dan Lapisan Last-mile (Base Transceiver Station/BTS) juga harus kita percepat serta kita tingkatkan utilisasinya,” papar Menko Airlangga.
Dengan penerapan teknologi digital ini diharapkan akan mampu menghasilkan kebijakan yang lebih tepat sasaran, meningkatkan pelayanan publik, serta mendukung transparansi dan akuntabilitas. Selanjutnya, dalam upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik juga telah bangun Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dengan memanfaatkan teknologi digital (TIK), guna memberikan layanan publik lebih efektif, efisien, akuntabel dan terpercaya. Meski demikian, terdapat risiko keamanan siber (cyber security) yang harus tetap diwaspadai.
“Oleh sebab itu, pada KTT G20, Presiden menekankan pentingnya memberikan jaminan keamanan digital dan perlindungan privasi guna membangun kepercayaan di sektor digital. Perlu ditingkatkan upaya bersama dalam memperkuat literasi digital serta memastikan bahwa manfaat digital bisa dirasakan secara merata,” jelas Menko Airlangga.
Acara yang diadakan Asosiasi Big Data & AI (ABDI) ini bertujuan mendukung percepatan transformasi digital, pengembangan infrastruktur data, serta penguatan keamanan siber dan kedaulatan data. “Saya berharap kegiatan web summit ini dapat melahirkan banyak ide atau gagasan yang inovatif dan aplikatif dalam mendukung pengembangan teknologi serta ekosistem ekonomi digital. Saya juga mengajak kita semua memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam mengakselerasi transformasi digital untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional,” tutup Menko Airlangga.
Foto: Humas Ekon