Global Blended Finance Alliance Mempercepat Investasi di SDGs

:


Oleh Baheramsyah, Senin, 14 November 2022 | 11:16 WIB - Redaktur: Untung S - 258


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Indonesia meluncurkan “Global Blended Finance Alliance” guna membangun kapasitas di seluruh pemerintah, sektor swasta, dan filantropi untuk melakukan perpaduan yang lebih baik dalam percepat investasi khususnya terkait sustainable development goals (SDGs). 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan, menyampaikan bahwa peluncuran itu akan membangun kapasitas di seluruh pemerintah, sektor swasta, dan filantropi untuk melakukan perpaduan yang lebih baik.

"Aliansi itu akan ditempatkan di Bali dan kami mengundang semua pihak untuk bermitra dengan kami. Kita tidak punya waktu untuk mengalah jika ingin membuka triliunan investasi setiap tahun. Kita perlu melakukan itu untuk generasi kita di masa mendatang," ungkap Menko Marves Luhut dalam sambutanya saat membuka acara Tri Hita Karana (THK) Sustainable Development Forum 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center , Kawasan ITDC, Bali, Minggu (13/11/2022).

Menko Marves menyambut baik THK Forum itu sebagai langkah tindakan nyata untuk mempercepat investasi pada SDGs. "Sebagai tuan rumah bersama Forum Tri Hita Karana, Pemerintah Indonesia bangga melihat bahwa kami telah membantu mengkatalisasi lebih dari USD30 miliar untuk proyek dan inisiatif terkait SDGs tahun ini melalui blended finance solutions. Itu tiga kali lipat dari apa yang kami lakukan di Forum THK terakhir di 2018," tambah Menko Marves.

Namun di samping itu, Indonesia masih mengalami kesenjangan keuangan utamanya pada pembiayaan terkait iklim. Menko Marves menyampaikan selama the 15th Conference of Parties (COP15) United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFFC), negara-negara maju telah berkomitmen untuk tujuan bersama memobilisasi USD100 miliar per tahun pada 2020 untuk aksi iklim di negara-negara berkembang.

Selain itu, sekitar USD3,3-4,5 triliun per tahun perlu dimobilisasi untuk mencapai Agenda SDGs 2030.

"Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi transisi yang adil dan terjangkau dari batu bara ke energi bersih sebagai prioritas nasional dan memasukkan transisi energi yang didorong oleh mekanisme pembiayaan yang berkelanjutan. Selaras dengan tujuan mitigasi perubahan iklim global, Indonesia telah meningkatkan target NDC pada September 2022 dan berkomitmen untuk mencapai emisi net zero pada 2060 atau lebih cepat," ungkap Menko Marves.

Indonesia saat ini sedang menyelesaikan negosiasi kerja sama dengan International Partners Group yang dipimpin oleh Amerika Serikat-Jepang untuk program Kemitraan Transisi Energi yang adil.

"Kami siap untuk mengimplementasikan program menuju penurunan bertahap termasuk pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara untuk pengurangan gas rumah kaca yang signifikan untuk target NDC yang lebih ambisius. Saya bangga atas tindakan yang telah dilakukan untuk membiayai transisi ke sistem energi bersih. Ini membutuhkan pendanaan internasional untuk bergerak lebih cepat," jelas Menko Marves.

Selain itu, Indonesia telah membuktikan peningkatan pertumbuhan ekonomi naik 5,72 persen tahun ke tahun di kuartal ketiga. Menko Marves menyampaikan bangga dengan adanya blended finance solutions untuk alam Indonesia yang termasuk sebagai obligasi lanskap berkelanjutan pertama di dunia dan dana baru untuk keanekaragaman hayati.

"Kami juga telah mengembangkan peraturan pendanaan karbon karena kami memiliki hutan hujan, lahan gambut, hutan bakau, dan terumbu karang yang luar biasa dan membutuhkan perlindungan dan kami perlu menemukan cara untuk membayarnya. Saya senang melihat begitu banyak pemimpin bisnis dan keuangan hadir dalam audiensi hari ini. Saat ini dunia yang lebih berkelanjutan adalah cara terbaik untuk mendorong pertumbuhan dan membangun ketahanan terhadap guncangan ekonomi," tutup Menko Marves.

Foto: Istimewa