:
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Minggu, 6 November 2022 | 20:38 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 352
Jakarta, Infopublik – President Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengungkapkan gelaran Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) menjadi momentum Indonesia menunjukan komitmennya terhadap pengembangan kendaraan listrik.
Hal itu dibuktikan Presiden Joko Widodo memerintahkan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai kepada jajarannya di pusat dan daerah.
“Hal itu ditandai juga dengan dicanangkannya 2 juta kendaraan listrik tahun 2025. Karena permasalahan emisi gas rumah kaca sangat ril. Hal dibuktikan berkali-kali riset salah satu penyebabnya,” ungkap Ridzki, saat ditemui Infopublik, Jumat (4/11/2022).
Penerapan penggunaan kendaraan listrik tersebut, katanya, tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus didukung oleh ekosistem. Untuk itu ekosistem ini juga harus didorong, seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBLU).
“Karena baterai itu menjadi komponen yang paling mahal kendraan listrik sekitar 30-60 persen biayanya. Untuk itu sangat butuh ekosistemnya,” ujarnya.
Ridzki mengatakan, ekosistem ini harus dilakukan, di mana bukan hanya di dalam negerinya, tapi juga di luar negerinya.
“Misalnya kita ingin membuat batre. Kita tidak mungkin buat batre yang akan diserap dalam negeri saja dan harus di bawa keluar juga. Karena potensi pasar batre kendaraan listrik diluar negeri sangat menarik. Seperti USA, Eropa dan Tiongkonk merupakan negara pengguna kendaraan listrik terbesar,” jelasnya.
Lanjut Ridzki, pengisian ini menjadi komponen yang sangat penting ketika menggunakan kendaraan listrik.
“Untuk kami membentuk ekosistem dengan melibatkan mitra-mitra kendaraan listrik dan mitra pengisian batre kendraan listrik untuk saling bekerjasama. Karena saat ini kami memiliki 8.500 unit kendaraan listrik baik roda dua maupun motor,” terangnya.
Sambung Ridzki, dengan adanya KTT G20 bisa melahirkan komitmen bersama untuk membentuk ekosistem global.
“Sehingga komitmen ini dapat dilakukan dan dijalankan secara kolektif oleh negara-negara peserta G20 untuk membangun sistem kendaraan listrik dan tentunya konsen perubahan iklim. Karena penggunanan kendaraan listrik ini akan sangat membantu,” imbuhnya.
Foto: Istimewa