:
Oleh G. Suranto, Rabu, 19 Oktober 2022 | 22:05 WIB - Redaktur: Untung S - 300
Jakarta, InfoPublik – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) selenggarakan sejumlah kegiatan dalam rangka mendukung gelaran Presidensi G20 Indonesia.
Kegiatan tersebut diantaranya G20 Research and Innovation Ministers Meeting (RIMM), G20 Space Economy Leaders Meeting (Space20), Ministerial Conference on Space Applications for Sustainable Development in Asia and the Pacific (Mc4) dan Indonesia Research and Innovation Expo (InaRIE) pada 27-30 Oktober 2022 mendatang.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menyampaikan highlight dari rangkaian pertemuan tersebut, terkait riset dan inovasi, khususnya pada Presidensi G20 Indonesia. “Kita ingin memanfaatkan momentum Indonesia sebagai Presidensi G20 itu bisa berperan lebih aktif di sektor riset dan inovasi,” papar Handoko pada acara konferensi pers BRIN Dukung Presidensi G20 Indonesia, Rabu (19/10/2022).
Handoko menyebutkan, riset dan inovasi secara alami itu akan membutuhkan kolaborasi, kerja sama dengan tidak hanya multi pihak, tapi bahkan multi negara, sehingga kita ingin memanfaatkan momentum ini untuk menaikkan posisi Indonesia sebagai mitra potensial kolaborasi untuk riset dan inovasi kedepan bagi negara-negara utamanya G20 itu, khususnya sesuai dengan tema pada acara ini yaitu “Digital, Blue and Green Economy”.
“Jadi kita ingin lebih “menjual” posisi Indonesia sebagai negara yang besar dengan populasi yang besar dengan biodiversitas yang sedemikian besar, nomor satu, kalau di gabung dengan yang di laut atau nomor 2 setelah Brasil,” ujarnya.
“Itu tentu menjadi modal, modal kita yang besar untuk bisa menjadi pusat kolaborasi riset dan inovasi. Apalagi setelah terbentuknya BRIN dan setelah akhir tahun kemarin kita sudah melansir, sudah menetapkan sebuah skema supporting system/sistem pendukung yang komplit untuk ekosistem riset dan inovasi kita,” tuturnya.
“Kita juga punya banyak infrastruktur mulai dari Armada kapal riset, satelit, kemudian juga armada pesawat, pesawat monitoring, ada juga reaktor nuklir, dan sebagainya. Karena semua dalam satu menejemen, sehingga kita sekarang mengaturnya lebih mudah, lebih efisien, dan sekarang kita bisa kembalikan itu yang menjadi modal awal untuk seluruh komunitas periset di negara kita, dan sekaligus modal awal untuk membuka dan meningkatkan kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai negara, khususnya anggota G20,” ungkapnya.
Sumber Foto: InfoPublik