:
Oleh Tri Antoro, Kamis, 29 September 2022 | 17:23 WIB - Redaktur: Untung S - 369
Jakarta, InfoPublik - Forum dialog antara komunitas bisnis global, atau yang disebut sebagai The Business 20 (B20) dalam agenda Presidensi G20 Indonesia 2022, berhasil membentuk warisan program atau legacy programs. Hasilnya diyakini akan mendorong negara-negara anggota G20 terus berkolaborasi secara berkelanjutan, tidak berhenti saat Presidensi Indonesia berahir.
"Program-program yang dirancang untuk menjadi dari sekedar inisiatif satu kali. Yang akan bertahan setelah Presidensi B20 Indonesia," ujar Tim Komunikasi Publik Presidensi G20 Indonesia 2022, Maudy Ayunda melalui keterangan pers, Kamis (29/9/2022).
Legacy Programs dikatakannya akan memberikan hasil nyata terhadap dukungan dari negara-negara G20 terhadap isu penting dunia yakni transisi hijau, pertumbuhan inklusif, layanan sehat yang adil dalam jangka panjang. Dan yang paling penting adalah memastikan hasil B20 dapat diimplementasikan secara jangka panjang.
“Juga memastikan pekerjaan B20 tahun ini tidak hanya sekedar rekomendasi private sector kepada pemerintah, tetapi juga program-program nyata di masa datang,” ujar Maudy.
Mengusung tema “Advancing Innovative, Inclusive, and Collabotarion growth”, pertemuan B20 akan mendorong terciptanya beberapa hal, yaitu inovasi dalam bisnis-bisnis tradisional, mendukung inklusivitas dan posisi yang setara dalam komunitas bisnis. Tujuannya agar pertumbuhan ekonomi memberikan keuntungan untuk masyarakat umum.
Grup itu mendorong kolaborasi pemerintah dengan berbegai sektor mulai dari pengusaha, akademisi, NGO dan pihak terkait lainnya dalam berbagi keahlian secara teori dan praktek sebagai upaya membuat perubahan yang nyata.
"Program-program nyata yang akan tetap berjalan setelah Presidensi G20 Indonesia selesai," kata Maudy.
B20 dikatakannya akan memajukan agenda G20 melalui private sector led transformation, dengan mendirikan enam Task Force dan 1 Action Council, di antaranya trade and investment, energy, sustainability and climate finance and infrastructure, future of work and education, integrity and compliance, digitalization, serta woman in business action council.
“Setiap task forces dan action council dipimpin oleh CEO dari Indonesia dan anggota negara B20 yang akan mewakili kepentingan dunia usaha dan perekonomian Indonesia,” kata Maudy.
Karena Presidensi G20 Indonesia 2022 akan mengundang 1200 delegasi pemimpin bisnis dari negara-negara G20, maka, kata Maudy, setiap usulan dapat langsung dibahas tuntas.
"Jembatan antara sektor swasta dengan publik, antara bisnis dengan pemerintah," tutur Maudy.
Manfaat bagi Indonesia
Manfaatnya bagi Indonesia, lanjut Maudy, menghasilkan rekomendasi kebijakan yang saling menguntungkan antara Indonesia dengan negara G20. Langkah ini membuat pertumbuhan perekonomian dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dalam jangka pendek dan panjang.
Namun yang paling dinanti adalah forum tersebut menjadi momentum bagi Indonesia untuk menampilkan langkah-langkah reformasi struktural di tengah pandemi. Seperti ketika diterbitkannya Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dan Indonesia Investment Authority (Sovereign Wealth fund).
“Ini tentu akan meningkatkan kepercayaan investor global terhadap iklim berusaha di Indonesia. sehingga, banyak mitra global yang dapat berkerja sama yang saling menguntungkan dalam rangka membantu percepatan pemulihan ekonomi,” ujar Maudy
Pada kesempatan tersebut Maudy mengakui peran sektor swasta sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di tanah air. Tercatat, sektor ini mampu memberikan kontribusi sebesar 90 persen terhadap pembukaan lapangan pekerjaan, 80 persen terhadap pendapatan pemerintah, dan 60 persen terhadap investasi.
"Sektor swasta menyumbang sumber daya, modal, dan inovasi untuk transformasi ekonomi nasional," kata Maudy.
Melihat dampak yang begitu besar, Maudy pun berharap masyarakat turut memberikan dukungannya. "Kita perlu ikut mendukung Presidensi B20 Indonesia untuk terciptanya ekosistem bisnis yang inovatif, inklusif, dan kolaboratif," pungkas Maudy.
Ada tiga misi utama dalam pertemuan B20, yaitu pertama, mengupayakan pemulihan dan pertumbuhan yang kolaboratif. Indonesia akan memfasilitasi kerja sama antar negara untuk mencapai pemuluhan yang kuat dan merata.
Kedua, mendorong terciptanya ekonomi global yang inovatif. Indonesia mendukung adopsi teknologi dan inovasi industri. Ketiga, mewujudkan masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.
Foto: Tangkapan Layar Kanal Youtube Setpres