:
Oleh Tri Antoro, Kamis, 29 September 2022 | 15:48 WIB - Redaktur: Untung S - 482
Jakarta, InfoPublik - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II menjadi yang paling tinggi di antara negara-negara G20. Karena, tidak ada negara G20 lain yang sanggup mendongkrak pertumbuhan perekonomiannya mencapai di atas 5 persen.
"Coba cari negara G20 yang tumbuh diatas 5 persen," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui keterangan pers pada Kamis (29/9/2022).
Adanya, tren positif pada pertumbuhan perekonomian Indonesia dalam beberapa waktu belakangan, diprediksi pada kuartal III akan lebih tinggi lagi dibandingkan kuartal II yang hanya mencapai 5,44 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai dikisaran 5-6 persen. Dengan melihat pencapaian yang berhasil diperoleh dari sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian dalam negeri.
"Saya punya kalkulator sendiri. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat lebih tinggi dibandingkan kuartal II," kata Presiden.
Presiden menjelaskan, perekonomian Indonesia relatif kuat. Indikasinya dapat dilihat dari realisasi pendapatan negara yang mencapai Rp1.764 triliun yang tumbuh sebesar 40 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Kemudian, penerimaan pajak mencapai Rp1.171 triliun yang tumbuh mencapai 58 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Artinya, para pembayar pajak masih berperan besar dalam menggulirkan roda perekonomian Indonesia.
Ada juga penerimaan bea dan cukai yang mencapai Rp206 triliun yang tumbuh mencapai 30,5 persen dari tahun sebelumnya. Hal itu menandakan terdapat pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa waktu belakangan.
Realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp386 triliun yang tumbuh mencapai 38,9 persen.
Neraca perdagangan Indonesia memiliki pencapaian yakni selama 28 bulan berturut-turut mengalami surplus. Nilai surplus mencapai USD5,7 miliar.
"Tumbuhnya melompat, dibandingkan pada tahun sebelumnya. Ini angka-angka yang saya terima tadi pagi," kata Presiden.
Dari pencapaian dari sejumlah sendi perekonomian tersebut, membuat indeks kepercayaan konsumen di dalam negeri pada saat ini mencapai angka 124,7 yang terus merangkak naik dari bulan Juli 2022 yang hanya mencapai 123.
Disusul, tingkat kredit perbankan tumbuh sekitar 10,7 persen. Tingkat purchasing manager indeks (PMI) juga tumbuh di atas angka global yakni 51,7.
"Kita harus optimis pertumbuhan perekonomian Indonesia menjadi semakin baik," tutur Presiden.
Foto: BPMI Setpres