Menteri LHK Dorong Y20 Jadi Agen Perubahan Perbaikan Sektor Lingkungan Hidup

:


Oleh Wahyu Sudoyo, Senin, 23 Mei 2022 | 07:35 WIB - Redaktur: Untung S - 238


Jakarta, InfoPublik – Pertemuan pra Konferensi Tingkat Tinggi (Pra KTT) ketiga Forum Y20 atau Y20 3rd Pre-Summit digelar di Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada 21-21 Mei 2022.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya berharap Forum Y20 menjadi wadah dialog para pemuda dari negara-negara G20 yang berkontribusi aktif mendorong perbaikan sektor lingkungan hidup, yang sedang dilakukan Indonesia secara masif.

"Y20 forum diharapkan dapat terus mendorong  pelaksanaan model sirkular ekonomi dan memperkuat kemitraan antara negara-negara G20 dan generasi muda yang menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, berkelanjutan dan lingkungan hidup yang layak untuk semua," ujar Menteri Siti, dalam pembukaan Y20 Indonesia 2022, 3rd Pre-Summit, di Balikpapan, (21/05/2022).

Acara itu dihadiri Menteri LHK Siti Nurbaya, Chair EDM ESWG (Dirjen PPI KLHK) dan Co chair (Dirjen PPKL), Gubernur Kalimantan Timur, Walikota Balikpapan, Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Sekretaris Jenderal Kemenpora, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Co-Chair Y20 Indonesia 2022, Dirjen PHL KLHK, Dirjen PKTL KLHK, Dirjen PDASRH KLHK, Plt. Dirjen KSDAE KLHK, Penasihat Senior Menteri LHK, Staf Ahli Menteri LHK dan Tenaga Ahli Menteri LHK, para pejabat Pratama KLHK dan Kepala UPT KLHK lingkup Kalimantan.

Menurut Menteri Siti, tindakan konkret dalam menangani isu lingkungan dan perubahan iklim tidak bisa hanya dilaksanakan oleh pemerintah, melalui Kementerian LHK.

Setiap orang dinilai memainkan peran penting, terutama generasi muda, yang memiliki karakter berani mengemukakan pendapat, kemampuan menyerap nilai-nilai dan ide-ide baru, inovatif, kreatif, mobilitas yang tinggi dan dinamis, memiliki solidaritas, dan kesadaran sosial yang tinggi.

Dia menghargai pandangan Co chair Y20 Indra Dwi Prasetyo pada generasi muda Indonesia, yang mengingatkan bahwa sumber daya alam bukan hanya dijaga untuk mereka, tapi justru bersama-sama menjaganya.

“Generasi muda juga bisa menjadi aktor dan berperan aktif dalam menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan memperkuat ketahanan iklim,” imbuhnya.

Peran generasi muda dalam menekan emisi GRK bisa melalui keterlibatan aktif dalam agenda pengendalian perubahan iklim, seperti mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah, transisi energi dengan mendorong penggunaan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan, membatasi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil, menanam pohon secara besar-besaran, serta mengembangkan kreasi dan inovasi teknologi yang relevan untuk menggali upaya pengurangan emisi.

"Mereka adalah salah satu penentu keberhasilan dalam mencegah suhu global meningkat," imbuhnya.

Lebih lanjut Menteri Siti menjelaskan, saat ini dunia dihuni oleh 1,8 miliar penduduk berusia 10 - 24 tahun.

Di Indonesia, 65 juta orang atau sekitar 28 persen dari jumlah penduduk, termasuk dalam kategori umur tersebut, sehingga keberadaan generasi muda saat ini adalah yang terbesar dalam sejarah.

"Inilah saatnya bagi kita semua untuk mengambil tindakan nyata," katanya.

Foto: Biro Humas KLHK