:
Oleh Dian Thenniarti, Minggu, 30 Januari 2022 | 21:17 WIB - Redaktur: Untung S - 609
Jakarta, InfoPublik – Indonesia sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi anggota G20, untuk pertama kalinya menerima mandat Presidensi G20 2022.
Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Indra Gunawan, menjelaskan kesiapan Indonesia melalui G20 Empower untuk mendorong pemberdayaan dan kemajuan keterwakilan perempuan di sektor swasta.
"Kehadiran G20 Empower untuk mendorong keterwakilan perempuan di level pengambilan keputusan, khususnya di dunia usaha. Hal ini sejalan dengan apa yang menjadi perhatian KemenPPPA, yakni fokus melakukan upaya-upaya mainstreaming gender ke berbagai pihak, terutama untuk G20 Empower dengan para pelaku atau dunia usaha yang menjadi mitra Kemen PPPA," ujar Indra Gunawan di Jakarta, Minggu (30/1/2022).
Keanggotaan G20 Empower saat ini diwakili oleh advocate atau focal point yang terdiri dari perwakilan pemerintah, organisasi bisnis, dan dunia usaha. Indra menjelaskan, peran mereka adalah memberikan atau menyampaikan praktik-praktik baik di perusahaannya terkait dengan kebijakan-kebijakan yang lebih mendukung upaya pemberdayaan perempuan.
"Kita akan banyak menggandeng teman-teman dunia usaha. Mereka akan menjadi bagian advocate bagi G20 Empower. Kita harapkan melalui upaya-upaya ini semakin mendukung dan mendorong keterwakilan perempuan, khususnya di tingkat pengambilan keputusan dan juga keberpihakan berbagai dunia usaha terhadap berbagai isu-isu perempuan. Kita berharap masyarakat juga merasakan manfaatnya," jelas Indra.
Indra menambahkan, dengan keterwakilan perempuan dalam pengambilan keputusan dan keberpihakan atas kebijakan-kebijakan perusahaan pada perempuan, perempuan diharapkan akan semakin terlindungi. Upaya-upaya untuk peningkatkan pemberdayaan perempuan dan keterwakilan perempuan juga semakin meningkat.
"Melalui Presidensi G20 Indonesia 2022 saat ini, menjadi momen yang baik untuk terus mengadvokasi berbagai pihak dan kalangan, terutama masyarakat untuk bersama-sama melakukan berbagai upaya pemberdayaan perempuan, keterwakilan perempuan, dan keberpihakan kepada isu-isu perempuan," tambah Indra.
G20 Empower merupakan forum khusus selain W20 pada Presidensi G20 yang mendiskusikan penguatan posisi dan isu kesetaraan bagi perempuan. G20 Empower terdiri dari aliansi pemerintah dan swasta.
Chair G20 Empower, Direktur and Chief Strategic Transformation and Information Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya, menuturkan G20 Empower bertujuan memajukan kepemimpinan perempuan di perusahaan-perusahaan sektor swasta. Adapun tiga tema penting yang diangkat dalam G20 Empower, yakni akuntabilitas terhadap Key Performance Indicators (KPI) dari perusahaan untuk mendorong kepemimpinan dan penguatan posisi perusahaan di dunia kerja; upaya pihak swasta dan pemerintah untuk terus mendorong dan mendukung peran perempuan dalam SME (Small Medium Enterprises) sebagai penggerak ekonomi; dan membangun kesiapan perempuan di masa depan dalam ekonomi digital.
"Ada beberapa program yang dilakukan sejalan dengan tema yang kita ajukan. Pertama, agenda pengukuran. Mengukur sampai dimana kemajuan kepemimpinan perempuan di setiap perusahaan, untuk bisa mengukur maka perusahaan - perusahaan harus transparan melaporkan bagaimana posisi perempuan di perusahaan masing-masing," jelas Yessie.
Kedua, melihat kesetaraan gender dalam mendapatkan akses finansial, mendapatkan modal, dan memajukan UMKM yang menjadi poros perekonomian. Ketiga, memastikan adanya pelatihan-pelatihan, terutama pelatihan digital agar perempuan mampu menjadi pemimpin di masa depan.
Yessie menambahkan, Indonesia adalah negara pertama yang mengusung tema female enterpeneurship. "Tema ini diusung karena kami yakin perempuan di UMKM merupakan poros pemulihan ekonomi, sehingga dengan tema Presidensi Indonesia 2022 ‘Recover Stronger, Recover Together’, maka pemimpin perempuan di sektor wirausaha yang menjadi kunci untuk economy recovery ke depannya," tambah Yessie.
Dengan penuhnya dukungan, baik dari dalam negeri khususnya KemenPPPA, instansi pemerintah lainnya, engagement group, dan working group dari internasional, baik dari G20 member country maupun organisasi internasional, Yessie mengaku sangat optimis ketiga isu utama yang diajukan bisa memajukan G20 di masa mendatang, dan memastikan kepemimpinan perempuan di perusahaan - perusahaan bisa ditingkatkan lebih baik lagi.
Foto: Kemen PPPA