:
Oleh lsma, Rabu, 15 Desember 2021 | 06:38 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 206
Jakarta, InfoPublik - Presidensi G20 Indonesia sebagai momentum meningkatkan kerjasama internasional dalam penanganan pandemi dan percepatan pemulihan ekonomi global yang inklusif dan berkelanjutan.
Forum G20 merupakan forum multilateral dalam meningkatkan kerjasama di sektor ekonomi dan keuangan terhadap agenda global strategis seperti penguatan ketahanan ekonomi, pemulihan ekonomi, revolusi industri 4.0, transformasi digital, perpajakan internasional, pembangunan berkelanjutan, penguatan sistem keuangan, dan lainnya.
Demikian disampaikan Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Kementerian Keuangan RI, Wempi Saputra dalam paparannya pada acara Leaders Talk pada Selasa (14/12/2021).
"Hingga saat ini belum ada group yang begitu powerfull di dunia selain G20, G20 sebagai kekuatan besar dunia menjadi suatu forum, semacam komite pengarah ekonomi global, komite pengarah kebijakan global," kata Wempi.
Wempi menjelaskan, peran strategis G20 di dalam penanganan isu global, jika dilihat pada tahun 1998 krisis pertama ekonomi dunia pada saat itu yang berkuasa adalah negara G7. Begitu krisis terjadi maka pertama kali dibentuk G20.
"Kelihatannya negara-negara G7 sudah merasa tidak mungkin melakukan koordinasi perekonomian global secara optimal. Pembentukan G20 di tahun 1999 itu hanya melibatkan level Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Rapat pertama G20 pada saat itu adalah di Berlin tahun 1999," ujar Wempi.
Kemudian, lanjut Wempi, di tahun 2008 ada krisis finansial global. Disini kemudian menguatkan kembali bahwa ternyata peran G20 teruji untuk mengatasi krisis, tetapi levelnya ternyata kurang optimal sehingga ditingkatkan levelnya menjadi level Summit, level Head of State atau Kepala Pemerintahan.
Sejak saat itu, di tahun 2008 dilakukan pembentukan KTT G20 pertama yang dilaksanakan di Washington DC. Pesan utama bahwa peran strategis G20 di dalam penanganan isu global ternyata negara-negara G20 inilah yang bisa mengendalikan situasi perekonomian global, sumber daya global dan juga memberikan mandat kepada lembaga internasional untuk mengatur dan menjaga stabilitas perekonomian dunia.
"Ini adalah peran strategis G20 di dalam isu global," ujar Wempi.
Wempi menjelaskan koordinasi Jalur Sherpa dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan didukung Kementerian Luar Negeri. Sedangkan Finance Track atau Jalur Keuangan dikoordinasikan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
“Isu di sherpa track adalah isu-isu yang sangat wide, misalnya di bidang energi, kemanusiaan, antikorupsi, women empowerment, dan lain-lain. Sedangkan di finance track, itu lebih pada fiskal dan moneter. Pembahasan finance track dilakukan mulai dari tingkat Kelompok Kerja (Working Group), hingga tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral,” kata Wempi.
Indonesia akan memanfaatkan sebaik mungkin penyelenggaraan Presidensi G20 ini agar tak hanya mampu mendukung pemulihan ekonomi global, tetapi juga memberi nilai tambah bagi pemulihan domestik dan aktivitias ekonomi masyarakat.